Pompa Air Tanpa Mesin Semanu Mampu Aliri 10 Ha Ladang

oleh -19566 Dilihat
oleh
Teknologi pompa air tanpa mesin di Desa Pacarejo Kecamatan Semanu. pompa ini dimanfaatkan untuk mengaliri ladang di desa setempat. KH/ Kandar.
Teknologi pompa air tanpa mesin di Desa Pacarejo Kecamatan Semanu. pompa ini dimanfaatkan untuk mengaliri ladang di desa setempat. KH/ Kandar.
Teknologi pompa air tanpa mesin di Desa Pacarejo Kecamatan Semanu. pompa ini dimanfaatkan untuk mengaliri ladang di desa setempat. KH/ Kandar.

SEMANU, (KH)— Warga Desa Pacarejo dan Desa Semanu Kecamatan Semanu utamanya Padukuhan Jetis Kulon dan Jetis Wetan bersyukur dengan berhasilnya uji coba pengangkatan air sungai dengan sistem Pompa Air Tanpa Mesin (PATM).

Sumur yang sebelumnya hanya berkekuatan 5 pipa berkatup ini kemudian dikembangkan oleh masyarakat dengan dukungan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko. Instalasi 21 pipa yang memanfaatkan tekanan aliran air ini berhasil diuji coba naik hingga di ketinggian ratusan meter.

“Selanjutnya akan kita akan kembangkan dengan penambahan jaringan pipanisasi agar dapat dibagi ke areal ladang milik masyarakat,” kata Suroyo operator pompa air, Minggu, (13/8/2016).

Dijelaskan, Pembangunan perangkat pompa air beserta bak reservoir menghabiskan dana kurang lebih 3,5 M. Aliran sungai/ kali Kepek yang merupakan satu aliran dengan Kali Suci ini mampu dinaikkan ke ketinggian 134 M dari bantaran sungai.

“Bak reservoir berjarak hampir 1 km dari pompa air, sedangkan debit yang dihasilkan kurang lebih 10 liter per detik,” urai warga Desa Pacarejo ini.

Ditambahkan oleh Kepala Padukuhan Jetis, Aswandi, bak reservoir dengan kapasitas 160 meter kubik itu mampu mengalir ladang seluas 10 hektar. Pembagian 21 pipa, kata dia, 10 pompa ke wilayah Desa Pacarejo sedangkan sisanya ke wilayah Desa Semanu.

“kita berharap petani yang tadinya hanya mampu panen padi sekali dalam setahun dengan adanya pompa ini dapat panen dua atau tiga kali. Selain itu juga akan menanam berbagai sayuran bahkan buah zaitun akan dicoba juga,” imbuh Aswandi.

Selain proses pengembangan jaringan air, pihaknya mengaku juga tengah menyiapkan kelompok pengelola pengguna air. Kelompok tani yang sudah ada di wilayah setempat digagas akan menjadi wadah operasionalnya.

“Kita akan efektifkan kelompok tani yang ada, hanya kepengurusan yang akan kita bedakan. Mudah-mudahan bermanfaat dengan baik, semoga jaringan aliran air menyasar hingga ke luar wilayah desa kami,” harap Aswandi. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar