GUNUNGKIDUL, (KH),– Upaya pemerintah dalam memitigasi dampak perubahan iklim akibat fenomena El Nino 2024 menunjukkan hasil positif, khususnya di sektor pertanian. Salah satu langkah yang diambil adalah pembangunan irigasi perpompaan. Sistem irigasi perpompaan terbukti efektif dalam memastikan ketersediaan air untuk petani padi. Di wilayah Ngawen, Gunungkidul, irigasi perpompaan ini telah memberikan dampak nyata bagi petani dalam meningkatkan hasil pertanian mereka.
Pada Senin, 13 Januari 2025, Kelompok Tani (Poktan) Ngudi Makmur dari Desa Tobong, Sambirejo, Ngawen, melaksanakan panen padi hasil uji coba irigasi perpompaan yang telah dibangun pada tahun 2024. Acara tersebut dihadiri oleh berbagai pihak terkait, termasuk Kapolsek, Danramil, Lurah Sambirejo, Panewu Ngawen, serta Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, yang turut memberikan dukungan dan apresiasi terhadap keberhasilan tersebut.
Menurut Mursiyo, Ketua Poktan Ngudi Makmur, hasil ubinan padi varietas Inpari 42 mencapai 8,5 kg per ubin pada beberapa bagian, dengan rata-rata ubinan mencapai 6,55 kg per ubin. Jika dikonversikan ke Gabah Kering Panen (GKP), produktivitasnya mencapai 8,4 ton per hektar GKP atau 6,9 ton per hektar Gabah Kering Giling (GKG). Angka ini menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan bagi petani, terutama mengingat harga Gabah Kering Panen (GKP) yang saat ini mencapai Rp6.500 per kilogram.
Mursiyo juga menjelaskan bahwa pertanaman padi ini dilakukan pada 27 hingga 30 September 2024, pada saat curah hujan belum datang. Hal ini membuat uji coba irigasi perpompaan menjadi sangat penting, mengingat pengairan dari curah hujan yang terbatas. Meskipun luas area uji coba baru sekitar satu hektar, hasilnya menunjukkan bahwa penanaman pada bulan September tetap bisa berhasil. Bahkan, panen mereka datang lebih awal dibandingkan dengan petani yang menanam padi pada akhir Oktober 2024 setelah hujan mulai turun.
Keberhasilan tersebut mendorong Poktan Ngudi Makmur untuk memperbesar luas lahan yang akan ditanami padi pada musim tanam berikutnya, dengan rencana tanam pada Agustus atau September 2025. Selain itu, Poktan juga berharap irigasi perpompaan dapat lebih banyak dimanfaatkan untuk mendukung ketahanan pangan di wilayah tersebut.
Sementara itu, Yatimah, SP, Ketua Tim Prasarana dan Sarana Pertanian Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunungkidul, mengungkap bahwa pada tahun 2024, Kementerian Pertanian (Kementan) telah membangun 39 titik irigasi perpompaan di Kabupaten Gunungkidul. Pembangunan tersebut meliputi pengadaan pompa, pipa distribusi, bak air, rumah pompa, serta panel listrik. Diharapkan, dengan adanya irigasi perpompaan ini, indeks pertanaman padi di kawasan tersebut, baik di MH1, MH2, maupun Musim kemarau (MK), dapat meningkat secara signifikan.
Dengan terus berkembangnya infrastruktur irigasi perpompaan, diharapkan para petani di Gunungkidul, khususnya di Kecamatan Ngawen, dapat semakin produktif dan terhindar dari ancaman kekeringan yang sering terjadi akibat perubahan iklim. Ini menjadi langkah penting dalam memastikan ketahanan pangan daerah, sekaligus meningkatkan kesejahteraan para petani lokal.