YOGYAKARTA, (KH), — Peringatan Penegakan Kedaulatan Negara menjadi momentum penting untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan Indonesia. Salah satu peristiwa bersejarah yang akan diangkat adalah Serangan Umum 1 Maret 1949, yang menjadi simbol perlawanan Indonesia dalam merebut kembali Yogyakarta dari kekuasaan Belanda. Untuk memperingati momen bersejarah tersebut, Stadion Mandala Krida Yogyakarta akan menjadi pusat pameran bertajuk “Merawat Api Sejarah Menuju Indonesia Emas 2024”, yang akan berlangsung mulai 21 Februari hingga 1 Maret 2025.
Ketua Umum Pelaksana Peringatan, Wisnu Jaka Saputra, menjelaskan bahwa Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah momen penting ketika Tentara Nasional Indonesia (TNI) melakukan serangan besar-besaran untuk merebut kembali Yogyakarta dari Belanda. Peristiwa ini bukan hanya sebuah tindakan militer, melainkan juga simbol perlawanan dan tekad bulat rakyat Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah diraih dengan perjuangan keras.
“Serangan Umum 1 Maret adalah bukti nyata semangat perjuangan rakyat Indonesia. Dalam konteks ini, peran Sultan Hamengku Buwono IX, Jenderal Sudirman, dan Presiden Soeharto sangat krusial. Sultan Hamengku Buwono IX sebagai pemimpin Yogyakarta memberikan dukungan moral kepada para pejuang, serta merancang strategi yang melibatkan partisipasi langsung masyarakat,” ungkap Wisnu dalam rilisnya.
Ditetapkan sebagai Hari Penegakan Kedaulatan Negara melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2022, 1 Maret kini menjadi hari besar nasional. Meski demikian, Wisnu menyoroti bahwa peringatan ini masih belum cukup dikenal luas oleh masyarakat, terutama generasi muda.
“Masyarakat, khususnya generasi muda, harus mulai memahami bahwa peristiwa ini bukan sekadar sejarah lokal. Ini adalah bagian penting dari perjalanan panjang bangsa kita dalam memperjuangkan kemerdekaan dan kedaulatan,” lanjutnya. Wisnu juga menambahkan bahwa pengetahuan tentang sejarah ini sangat penting untuk memperkuat identitas bangsa, menjaga persatuan, dan membangun masa depan yang lebih baik.
Selain pameran, rangkaian acara di penyelenggaraan ini juga bertujuan menumbuhkan rasa cinta tanah air dan nasionalisme. Humas penyelenggara, Setiyo Hartarto, menyampaikan bahwa peringatan ini berfokus pada pelestarian nilai-nilai perjuangan, gotong-royong, dan persatuan bangsa. Pameran yang digelar akan mengangkat berbagai aspek penting dari sejarah perjuangan Indonesia, sekaligus mengenalkan budaya dan tradisi lokal kepada masyarakat.
Acara Peringatan Penegakan Kedaulatan Negara akan menghadirkan sejumlah pameran dan kegiatan menarik yang dapat diikuti oleh masyarakat umum, antara lain:
- Upacara Hari Penegakan Kedaulatan Negara (1 Maret)
- Pameran Bonsai (21 Februari – 1 Maret)
- Pasar GEDHE & Bazar UMKM (21 Februari – 1 Maret)
- Pameran Tosan Aji (21 Februari – 1 Maret)
- Pameran Museum (21 Februari – 1 Maret)
- Line Dance Fun Competition (23 Februari)
- Lomba Mewarnai & Menggambar (1 Maret)
Pameran ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang mengenang sejarah, tetapi juga sebagai wadah bagi generasi muda untuk lebih mengenal dan mencintai Indonesia serta nilai-nilai yang terkandung dalam perjuangan kemerdekaan. Setiyo Hartarto menambahkan, “Acara ini bertujuan untuk menumbuhkan semangat gotong-royong dan memperkuat ikatan kebangsaan yang sudah terjalin sejak masa perjuangan.”
Melalui rangkaian acara yang menarik ini, diharapkan semangat juang para pahlawan yang telah berjuang demi kedaulatan negara bisa terus hidup dan menginspirasi kita semua dalam menghadapi tantangan di masa depan. (*)