Layani Gunungkidul Sejak 1976, Bus Santoso: ‘Melegenda dan Tetap Terpercaya’

oleh -
oleh
Bus
Ilustrasi. Bus Santoso dengan tampilan baru di Terminal Dhaksinarga. (KH/ kandar)
iklan dprd

Panjang lebar diceritakan, persaingan bisnis jasa angkutan darat di Gunungkidul mulai ketat dirasakan menjelang tahun 2000. Rintisan PO baru yang lebih muda dari Santoso juga turut berangsur naik kapasitasnya. Perkembangan PO lain tak lepas dari wilayah Gunungkidul yang merupakan kantong perantau ke sejumlah wilayah di Jabodetabek.

Setelah Santoso, rinci Eka, nama-nama bus baru di antaranya ada Gerinda dan Tunggal Dara. Sepertinya tak cukup kuat bersaing, kedua PO ini tak berusia lama ada di Gunungkidul. Muncul lagi Bus Timbul Jaya, yang hingga saat ini menjadi pesaing ketat Santoso. Ada juga Bus Ismo, perusahaan jasa transportasi dari luar yang dipegang warga lokal, Sutrisno. Kelak, Sutrisno ini kemudian mendirikan PO sendiri bernama Maju Lancar. Ismo lantas mengalami surut, lalu tak lagi beroperasi, sementara Maju Lancar semakin naik daun.

Selepas tahun 2000, kemunculan PO Bus lebih banyak lagi. Ada Nantungga, Putra Remaja, Ramayana, Rosalia Indah, Handoyo, Murni Jaya, dan Sinar Jaya. Momentum tertentu seperti bus Hiba Putra, Budiman dan Bandung Ekspres juga masuk ke Gunungkidul. Diakui, serbuan PO baru dengan armada lebih muda tentu semakin menekan eksistensi Santoso. Dari PO-PO baru tersebut, di antaranya tak cukup kuat bertahan membuka layanan di Gunungkidul. Namun saat ini di antaranya juga masih wira-wiri Gunungkidul-Jabodetabek. Meski begitu, Santoso juga tetap masih melaju di jalan raya melayani masyarakat.

Disebutkan, Bus Santoso selalu mengandalkan dapur pacu keluaran Mercedez Benz hingga saat ini. Pilihan tetap menyediakan seat longgar untuk 32 penumpang merupakan upaya Santoso memberikan kenyamanan kepada pelanggan.

iklan golkar idul fitri 2024

Eka mengungkapkan, Bus Santoso memiliki pool di wilayah Gunungkidul bagian timur dan utara. Pool bus ada di 5 titik, yakni di Ponjong, Semin, Ngawen, Ndaguran Nglipar, dan Bedoyo. Alasan pemilihan titik itu, di antaranya kondisi jalan dari wilayah tersebut cukup memadai. Konsumen, yakni perantau juga lebih banyak berasal dari wilayah-wilayah tersebut. Adapun wilayah selatan, dengan kondisi jalan yang relatif sempit dilayani jasa penjemputan menggunakan kendaraan layanan shuttle.

Keberadaan agen berperan cukup penting di tengah persaingan yang sengit. Sementara faktor lain potensi penumpang yang juga semakin mengalami penurunan membuat jajaran manajemen memutar otak lebih serius. Keberadaan para agen utama Santoso dibantu sekitar 20-an subagen menjadi pemasar yang akan terus meyakinkan konsumen tak salah telah memilih Santoso.

Pengurus lapangan Bus Santoso area Gunungkidul, Eka Budi Santosa. (KH/Kandar)

“Bus ekonomi semakin tak banyak diminati setelah 2015. Inovasi dan rekayasa layanan semakin ditingkatkan,” kata Suhardi menambahkan keterangan. Salah satu rekayasa, jika seat penumpang tidak penuh yakni dengan cara menggabung penumpang bus ekonomi ke bus AC tanpa menambah biaya tiket.

Dirinya menilai, menurunnya jumlah penumpang dipengaruhi beberapa faktor. Prosentase yang paling kecil yakni faktor penurunan jumlah perantau. Lantas, faktor penurunan penumpang berikutnya yang dinilai mencapai kisaran 10-15 persen yakni karena perantau berganti moda transportasi mobil pribadi. “Perantau sukses banyak yang beli mobil pribadi untuk mudik. Keberadaan transportasi umum kereta dan pesawat tak begitu berpengaruh bagi penurunan penumpang Gunungkidul,” ungkap Suhardi.

Selama menjadi agen Santoso, keluarganya mengakui telah mengalami peningkatan taraf hidup cukup signifikan. Bahkan, saking besarnya jasa PO Santoso, dirinya tak segan menyebut bahwa selepas bergabung menjadi agen, barulah diri Suhardi merasa menjadi manusia layaknya orang lain.

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar