Layani Gunungkidul Sejak 1976, Bus Santoso: ‘Melegenda dan Tetap Terpercaya’

oleh -
Bus
Ilustrasi. Bus Santoso dengan tampilan baru di Terminal Dhaksinarga. (KH/ kandar)

WONOSARI, (KH),– Hampir setengah abad membuka layanan jasa transportasi umum di Gunungkidul, Perusahaan Otobus (PO) Santoso tetap eksis hingga saat ini. Bahkan, untuk terus bertahan sekaligus bersaing dengan kompetitor, pemegang estafet bisnis yang berkantor pusat di Magelang ini melaunching slogan baru, yakni ‘Melegenda dan Tetap Terpercaya’.

Slogan yang menyematkan kata ‘melegenda’ menunjukkan bahwa pemilik menyadari, usaha rintisan keluarga yang berprofesi sebagai dokter ini cukup lama berdiri. Ada kebanggaan, karena meski gempuran pendatang baru dengan segala modernisasi tak terelakkan, Santoso mampu bertahan. Di luar itu, dinamika pasang surut iklim usaha mengalami berbagai perubahan, lagi-lagi Santoso tetap teruji. Maka, kata ‘legenda’ dan ‘terpercaya’ selain menjadi sebuah kebanggaan, barangkali juga menjadi spirit untuk tetap melayani masyarakat dengan optimal.

Akhir Desember tahun lalu, KH sempat menanyakan soal slogan baru itu ke pengurus lapangan wilayah Gunungkidul, Eka Budi Santosa (45). Menurut keterangannya, slogan tersebut dibuat sekitar 2,5 tahun yang lalu. Pembuatnya merupakan pewaris bisnis generasi ke-3. Ia merupakan cucu pendiri, dr Anwar Sani.

Dikisahkan, dr Anwar Sani masih memiliki hubungan kekerabatan dengan pemilik PO Sumber Alam dari Kutoarjo. Sehingga pendiriannya memang tak lepas dari hubungan antar keluarga besar tersebut. Selain menjalani profesi sebagai dokter, dr Anwar Sani juga merintis jasa angkutan umum, sebagaimana yang dijalani oleh kerabatnya.

Pertama, dibuka trayek Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP). Jalur trayek layanannya Jogja-Magelang-Semarang, Purwokerto-Magelang-Semarang dan Cilacap-Magelang-Semarang. Tidak berselang lama, pendiri mencoba membuka layanan bus malam yang melayani antar kota antar propinsi. Layanan baru itu diikuti ekspansi usaha ke Gunungkidul sekitar tahun 1976.

“Di Gunungkidul awalnya disediakan 1 bus dengan tujuan Bogor,” kata Eka Budi Santosa mengawali cerita saat ditemui di Terminal Dhaksinarga Wonosari. Ujung tombak perintis pemasar generasi pertama di Gunungkidul ada nama-nama seperti Sugiyono, Gondo, Ramelan, dan Totok, lantas disusul Suhardi.

Mereka menjadi mitra kerja sebagai agen utama pemasar Bus Santoso. Saat KH menemui Eka Budi Santosa, Suhardi bergabung ikut berbincang. Keduanya saling melengkapi memberikan keterangan.

Dari 1 bus, dengan jasa pemasar yang militan, armada ditambah menjadi dua, tiga, dan seterusnya. Hingga masa kejayaan Bus Santoso mencapai puncaknya pada kisaran tahun 1985-1990-an. Posisi PO Santoso saat itu bisa dibilang sebagai single majority. Santoso mendominasi layanan angkutan bus dari Gunungkidul ke Jabodetabek.

“Tiap musim mudik Lebaran, tiap agen bisa menambah armada masing-masing 10 bus. Padahal ada 4 agen,” kata Eka menyebut gemilangnya usaha moda transportasi darat bus Santoso kisaran tahun 1995-an.

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar