GUNUNGKIDUL, (KH),– Sekolah Kebhinekaan Angkatan IV di Gunungkidul rampung digelar. Kegiatan yang diikuti pelajar dengan berbagai latar belakang keyakinan ini digelar terpusat di Vihara Jina Darma Sradha, Siraman, Gunungkidul, Yogyakarta.
Kepala Sekolah, Albertus Wahyu Widayat menyampaikan, Sekolah Kebhinekaan memiliki fokus pendidikan keberagaman. Generasi muda ditanamkan sikap saling menghargai dan memiliki spirit berbagi ruang hidup di tengah perbedaan.
“Peserta tahun ini diikuti 80 pelajar/ remaja dari berbagai ormas dan lembaga keagamaan. Ada perwakilan dari Majelis Budhayana Indonesia (MBI), Parisada Hindu Darma Indonesia (PHDI), Badan Kerjasama Gereja Kristen, GP Anshor NU, Fatayat NU, Jamaah Ahmadiyah Indonesia (JAI), Katolik Rayon Gunungkidul, dan Klasis Gereja Kristen Jawa (GKJ),” rinci Wahyu, Minggu (24/10) lalu.
Lelaki yang hobi fotografi ini melanjutkan, tujuan dari Sekolah Kebhinekaan Gunungkidul yakni menggugah kesadaran dan semangat menghargai berbagai perbedaan suku, ras, golongan, agama dan kepercayaan yang ada di lingkungan masing masing. Salah satu yamg terpenting untuk ditanamkan pada generasi muda adalah pembiasaan diri, bergaul, dan berinteraksi dalam perbedaan.
Menurut Wahyu, generasi muda yang tidak mau menyadari dan tidak berani membiasakan diri hidup dalam segala perbedaan sangat berpotensi tumbuh menjadi pribadi yang intoleran yang justru mengancam nilai keberagaman yang menjadi nilai dari Pancasila.
Selain menjadi pribadi yang toleran, Wahyu berharap generasi muda juga menjadi warga negara berwawasan kebangsaan yang luas.
Utusan Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia (MLKI) Kabupaten Gunungkidul, Bayu Setiawan seusai mengikuti Sekolah Kebhinekaan mengaku memperoleh pengalaman berharga.
“Sekolah ini menjadi salah satu gerakan bersama dalam rangka menjalin persaudaraan lintas agama dan kepercayaan,” ujar Bayu. (Kandar)