NGLIPAR, (KH) — Kondisi sulit dihadapinya dengan pasrah dan sabar, Sunarto seorang kakek warga Nglipar terus berusaha dengan segala keterbatasan demi keluarganya, cobaan semakin berat setelah anaknya pergi meninggalkan rumah tanpa jejak, Ia harus menanggung dua cucu yang ditinggalkan anaknya.
Menggarap lahan tadah hujan yang tidak seberapa, begitu sulit untuk diandalkan sebagai penopang biaya hidup dirinya beserta istri serta kedua cucunya. Sembari memelihara kambing tetangga (Nggaduh) Mereka tinggal di rumah mungil berdinding bambu, di pinggiran Padukuhan Mengger, Desa Nglipar, Kecamatan Nglipar.
Berdasar begitu beratnya kondisi tersebut, Baznas Pusat mengalokasikan dana bantuan sosial untuk meringankan beban hidup Sunarto. Suwarno, relawan yang datang mengungkapkan, salah satu cucu Sunarto memang telah lulus SMK, namun ijazahnya belum keluar lantaran tunggakan biaya, sementara yang satu masih SD.
“Pak Narto juga menderita sakit asma, upaya berobat terkadang urung dilakukan lantaran keterbatasan biaya,” katanya saat datang bersama perwakilan Baznas.
Saat rombongan Baznas datang, Istri Sunarto sempat menangis haru ketika Subarno perwakilan Baznas menyerahkan beberapa bantuan untuk meringankan beban keluarganya. Disampaikan, bantuan meliputi; biaya pengobatan, biaya pendidikan, seragam sekolah, almari, kasur busa, sepeda, benih pertanian, dan kambing.
“Masih ada tambahan berupa program bedah rumah, pembuatan bak PAH dan WC, serta pemasangan jaringan listrik, keseluruhan mencapai sekitar Rp 50 juta,” tambahnya.
Dengan bantuan itu, Subarno berharap dapat membantu memperbaiki kondisi ekonomi Sunarto. Seperti pemberian kambing dimaksudkan agar Sunarto tak lagi Nggaduh kambing milik tetangga, Ijazah salah satu cucunya juga diambilkan dari pihak sekolah jika suatu saat akan dipergunakan. (Kandar)
