Menyiapkan Bawang Putih Gunungkidul Raih Pasar Di Tengah Serbuan Bawang Impor

oleh -
Sugiman dengan benih bawang putih yang disiapkan untuk ditanam. (KH/Kandar)

PLAYEN, (KH),– Bawang putih merupakan kelompok sayuran yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat. Sehingga tingkat kebutuhan bawang putih baik sebagai bumbu dapur maupun obat-obatan cukup tinggi.

Namun, pemenuhannya secara nasional hingga saat ini masih sangat tergantung oleh bawang putih impor. Tak terkecuali wilayah Kabupaten Gunungkidul. Untuk mengurangi ketergantungan itu, upaya logis oleh pemerintah yang ditempuh yakni dengan meningkatkan produksi bawang lokal.

Masih banyak yang belum mengetahui bahwa di Gunungkidul pernah terdapat lumbung bawang putih varietas Lumbu Putih. Lahan pertanian penghasil bawang putih itu berada di Kalurahan Logandeng, Kapanewon Playen, Kabupaten Gunungkidul.

Sayangnya, keberadaan bawang putih itu hampir mengalami kepunahan. Kelompok tani Gemah Ripah dari wilayah setempat belakangan ini kembali menyiapkan pengembangan.

Ketua Kelomok Tani Gemah Ripah, Sugiman (63) ketika ditemui di rumahnya, Di Dusun Logandeng mengatakan, kejayaan bawang putih Gunungkidul sempat membawa nama kabupaten terluas di DIY ini berprestasi dalam dunia pertanian hingga di kancah nasional. Pegiat pembudi daya bawang putih, Tukijo Handoyo (Alm) sebagai petani perintis beberapa tahun silam sempat diundang ke istana negara.

Sejak tahun 90 hingga 2000-an secara terus menerus bawang Lumbu Putih dari Gunungkidul menjadi komoditas yang mewarnai pasar jual beli bawang putih diantara serbuan bawang impor.

“Cuaca ekstrim sekitar tahun 2016 berupa curah hujan tinggi terus menerus membuat tanaman bawang membusuk dan hancur,” kata Sugiman mengisahkan, Jum’at, (12/6/2020).

Ungkap pensiunan pagawai Kantor Pos ini, terjadi gagal panen dalam skala besar di lokasi penanaman di Bulak Suren Dusun Plembon Lor dan Bulak Belik Dusun Logandeng di Kalurahan Logandeng. Lumbu Putih terancam punah.

Beberapa tahun paska terjadinya cuaca ekstrim, warga setempat diantaranya Sungkono anggota kelompok tani Gemah Ripah dan Paidi dari Kelompok Tani Tani Maju dari Dusun Plembon Lor berusaha menyelamatkan benih agar tidak punah.

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar