WONOSARI, (KH)— Program sekolah alternatif atau Belajar Asik Desa Gari (BELADEGA) gagasan karang taruna Desa Gari kali ini menggelar kegiatan kreatif dan inspiratif bagi anak-anak di desa setempat. Kegiatan bernama “Nandur Bareng BELADEGA” ini mengajak anak belajar dan membiasakan menanam tanaman sejak dini.
Koordinator kegiatan, Septiasih Windiasari Utami mengatakan, Tema kegiatan menanam tanaman ini diangkat karena melihat kurangnya minat anak-anak dalam bercocok tanam. Padahal mayoritas mata pencaharian masyarakat Gunungkidul adalah bertani.
“Tentu hal tersebut akan menjadi masalah apabila terus dibiarkan, karena banyak anak-anak yang mulai beralih dari bermain dengan alam menjadi bermain dengan gadget. Belajar menanam tanaman yang diikuti siswa SD kelas 1-6 ini memanfaatkan media barang bekas,” kata Septi disela kegiatan, Minggu, (22/1/2017).
Sambung Septi, inisiatif dari pendamping BELADEGA tersebut bertujuan untuk mengajarkan kepada anak-anak agar sedini mungkin mulai belajar dan mengenal cara bertanam. Beberapa jenis tanaman sayuran untuk sarana berlatih diantaranya, tomat, terong, dan cabai.
Teknis latihan menanam, terang Septi, 90-an anak dibekali pengetahuan dasar mengenai cara menanam oleh salah satu karang taruna, Septian Nurmansyah. Setelah itu, dilanjutkan dengan praktek menanam mulai dari penyiapan media tanam menggunakan tanah, sekam, dan pupuk kandang.
“Anak-anak dibagi menjadi 10 tim. Tiap tim dipandu satu pendamping untuk membantu kesulitan anak-anak dalam proses penanaman agar mereka benar-benar tahu dan mengerti cara menanam bibit,” terang Septi lagi.
Lebih jauh disampaikan, anak-anak tidak sebatas belajar menanam, akan tetapi sebagai tindak lanjut diberikan tugas/ PR untuk mengamati tanaman mereka masing-masing. Setiap bibit yang ditanam dibawa pulang ke rumah dilengkapi tabel pengamatan sederhana.
Beberapa pengamatan diantaranya mengenai kapan biji mulai tumbuh, sejauhmana perkembangan mencakup panjang tanaman, hingga kapan mulai berbuah. Dengan begitu anak-anak dituntut untuk merawat minimal dengan menyiram tanaman mereka setiap hari.
“Hingga pemindahan bibit ke media tanam yang lebih besar sehingga tanaman tetap tumbuh sampai dapat dipetik buahnya,” tambahnya. Dari kegiatan tersebut, selain menanam anak-anak juga diajarkan untuk memanfaatkan barang bekas, sebagai contoh botol bekas.
Selama mengikuti kegiatan anak-anak nampak begitu bersemangat. Antusiasme belajar menanam sangat terlihat, mereka tidak menghiraukan apabila terkena kotoran, atau terganggu adanya cuaca yang terik. Secara langsung mereka praktek bagaimana menyampurkan bahan-bahan meliputi tanah, sekam, dan pupuk kandang.
“Harapan ke depan semangat anak-anak dalam mengikuti BELADEGA untuk mengenal potensi alam sekitar dapat selalu terpupuk hingga tumbuh menjadi generasi yang kreatif dan peduli lingkungan,” harap Setiasih mengutarakan misi pendamping sekaligus karang taruna Desa Gari. (Kandar)