PALIYAN, (KH)— Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta melakukan kajian inovasi teknologi ubi kayu sistem tanam baris ganda pada model tanam tumpang sari di lahan kering. Lokasi kajian tahun ini berada di Desa Karangasem Kecamatan Paliyan.
Disampaikan Peneliti BPTP Yogyakarta, Charisnalia Listyowati, Program pengkajian ubi kayu yang tepatnya berada di Padukuhan Namberan ini merupakan program pengkajian kerjasama BPTP Yogyakarta dengan petani sentra ubi kayu di Gunungkidul.
“Program pengkajian merupakan program lanjutan dari program pendampingan 2015. Program 2016 ini bertujuan mengkaji teknik budi daya tanam baris ganda yang merupakan teknologi dari Balitkabi pada sistem tumpangsari tanaman pangan di lahan kering,” katanya, Kamis, (24/6/2016).
Jenis varietas yang digunakan, lanjut dia, ada UJ 5, Gatotkaca, dan Malang 4, dimana UJ 5 merupakan varietas unggul dari badan Litbang, sudah dikenal dan banyak di gunakan di Gunungkidul, sedangkan Gatotkaca adalah varietas lokal.
“Sedangkan varietas Malang 4 juga varietas yang dikelaurkan Badan Litbang dengan potensi hasil 40 ton per hektar,” jelas Charisnalia.
Lebih jauh disampaikan, Dalam pengkajian ini, hasilnya akan dibandingkan, mana yang paling baik. kedepan hasil data kajian yang diperoleh akan disosialisasikan ke petani dan stake holder. Kemudian diharapkan dapat dijadikan pedoman oleh sasaran pengkajian, yakni petani sentra ubi kayu di Gunungkidul.
Ia menambahkan, upaya yang dilakukan tidak sebatas melakukan pengkajian demplot saja, tetapi juga ada workshop ubi kayu sistem baris ganda dan teknik budi daya ubi kayu untuk perbenihan. Pada pelaksanaannya menghadirkan pembicara dari Balitkabi untuk teknik budidaya ubi kayu sistem baris ganda dan perbenihan serta dari Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) berupa materi mengenai sertifikasi ubi kayu. (Kandar)