WONOSARI, kabarhandayani— Memperingati Hari Batik Nasional, Warga Desa Kepek Kecamatan Wonosari memperindah lingkungan dengan membatik tembok rumah-rumah warga, Kamis (2/10/2014). Ketua RT 01 RW 08 Dusun Kepek 1, Eko Mambang Nugroho mengatakan, selain untuk memperingati Hari Batik Nasional, kegiatan ini dilaksanakan untuk mempercantik dan memperindah lingkungan kampungnya.
“Motif batik yang digambar ditembok ini merupakan motif batik Yogyakata. Semua tembok rumah yang berada di pinggir jalan gang, dilukis dengan motif batik,” kata Eko ketika ditemui, disela-sela menyaksikan aksi yang baru pertama kali di Wonosari ini.
Ia mengaku, untuk melaksanakan kegiatan ini, perlu penyatuan pandangan dengan masyarakat mengenai batik. Bahwa batik adalah warisan asli indonesia yang patut dijaga. Diakui, sebagian warganya punya keahlian membatik, sehingga potensi itu sengaja digunakan.
Sedang bagi warga yang tidak punya kemampuan membatik, punya tugas untuk membersihkan tembok, sebelum proses membatik dimulai. Untuk biaya, menurutnya ditanggung oleh semua warga dengan mengambil kas RT serta bantuan dana dari pemilik rumah yang temboknya dibatik.
“Tembok setinggi 2 meter panjang 12 meter ini kami mendapatkan sumbangan dana dari pemilik rumah Rp 300.000. Kekurangannya diambil dari kas RT,” jelasnya.
Meski aksi ini bukan lomba, namun warga nampak antusias. Kades Kepek Bambang Setyawan secara terpisah mendukung kegiatan warganya itu. “Kegiatan ini patut ditiru warga lain,” katanya.
Sementara, salah satu seniman batik Desa Kepek, Wonosari, Guntur Susilo menambahkan, aksi membatik di tembok ini juga sekaligus untuk ikut berperan melestarikan batik sebagai salah satu produk asli Indonesia.
“Kita ingin ikut berperan dalam melestarikan batik. Semoga dengan mengenakan seragam batik ini, bisa sekaligus mensosialisasikan batik kepada masyarakat,” jelasnya. (Juju/Jjw).
“Motif batik yang digambar ditembok ini merupakan motif batik Yogyakata. Semua tembok rumah yang berada di pinggir jalan gang, dilukis dengan motif batik,” kata Eko ketika ditemui, disela-sela menyaksikan aksi yang baru pertama kali di Wonosari ini.
Ia mengaku, untuk melaksanakan kegiatan ini, perlu penyatuan pandangan dengan masyarakat mengenai batik. Bahwa batik adalah warisan asli indonesia yang patut dijaga. Diakui, sebagian warganya punya keahlian membatik, sehingga potensi itu sengaja digunakan.
Sedang bagi warga yang tidak punya kemampuan membatik, punya tugas untuk membersihkan tembok, sebelum proses membatik dimulai. Untuk biaya, menurutnya ditanggung oleh semua warga dengan mengambil kas RT serta bantuan dana dari pemilik rumah yang temboknya dibatik.
“Tembok setinggi 2 meter panjang 12 meter ini kami mendapatkan sumbangan dana dari pemilik rumah Rp 300.000. Kekurangannya diambil dari kas RT,” jelasnya.
Meski aksi ini bukan lomba, namun warga nampak antusias. Kades Kepek Bambang Setyawan secara terpisah mendukung kegiatan warganya itu. “Kegiatan ini patut ditiru warga lain,” katanya.
Sementara, salah satu seniman batik Desa Kepek, Wonosari, Guntur Susilo menambahkan, aksi membatik di tembok ini juga sekaligus untuk ikut berperan melestarikan batik sebagai salah satu produk asli Indonesia.
“Kita ingin ikut berperan dalam melestarikan batik. Semoga dengan mengenakan seragam batik ini, bisa sekaligus mensosialisasikan batik kepada masyarakat,” jelasnya. (Juju/Jjw).