WONOSARI, (KH),– Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X menghadiri kegiatan Syawalan bersama jajaran Pemerintah Kabupaten dan masyarakat Gunungkidul di Bangsal Sewoko Projo, Kamis, (28/6/2018).
Kedatangannya tersebut didampingi GKR Hemas, Wakil Gubernur DIY, Paku Alam X dan rombongan. Selain menyampaikan ikrar Syawalan, Gubernur menegaskan kembali memungkinkannya dana keistimewaan (Danais) untuk pemberdayaan masyarakat.
“Desain penggunaan Danais agar sampai pada aspek pemberdayaan. Misalnya jika andalannya melalui pendekatan pariwisata, maka dapat digunakan untuk memenuhi aspek infrastruktur,” tandas Gubernur.
Atau, lanjutnya, boleh juga dipakai untuk membangun sarana warga tempat berjualan. Pihaknya tidak ingin Danais semata untuk sebuah kegiatan kesenian kemudian habis begitu saja tanpa ada dampak jangka panjang.
“Jangan sampai hanya sebatas membiayai kegiatan misalnya seni tari, setelah dana habis selesai begitu saja,” pintanya.
Begitu juga untuk dana lain yang bersumber dari Propinsi maupun APBN pusat. Agar penggunaannya mengarah pada pemberdayaan atau pengentasan kemiskinan. Menurutnya, pemberdayaan menjadi suatu faktor yang sangat menentukan dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sehingga sudah bukan eranya lagi program yang bentuknya bantuan uang cash kepada masyarakat.
Dalam kesempatan tersebut, Sri Sultan HB X juga mengutarakan kebanggaannya karena nama Gunungkidul makin bergema. Bahkan saat ini sebetulnya Guungkidul sudah tidak identik lagi sebagai daerah miskin.
Diwaktu yang sama, Bupati Gunungkidul, Badingah, S.Sos, menyatakan komitmen dalam pelaksanaan pembangunan untuk mengangkat derajat dan meningkatkan kesejahteraan serta pelayanan kepada masyarakat.
Menurutnya segala bentuk program pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat telah dilaksanakan dengan segenap kemampuan yang ada. Tentu saja dengan dukungan pemerintah pusat dan pemerintah DIY, serta berbagai pihak beberapa program dan kegiatan diklaim telah menampakkan hasilnya.
“Selaras dengan visi pembangunan daerah Yogyakarta demi peningkatan kemuliaan martabat manusia Yogyakarta, kami tetap berkomitmen untuk mengangkat potensi yang dimiliki. Antara lain potensi pariwisata sebagai garda terdepan dalam pembangunan,” tegas Badingah.
Dipaparkan, paiwisata berbasis pemberdayaan masyarakat sebagai substansi utama dalam visi pembangunan telah menunjukkan prospek yang semakin bagus. Memberi dampak ekonomi sosial yang nyata mampu meningkatkan perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). UMKM diantaranya seperti kuliner, home stay, akomodasi, kerajinan, jasa wisata dan lainnya. Sehingga mampu menciptakan lapangan pekerjaan, serta menurunkan angka kemiskinan.
“Kami yakin sektor pariwisata Gunungkidul akan berkembang sehingga mengejar ketertinggalan. Dapat dilihat bahwa saat libur lebaran keramaian kunjungan destinasi wisata masih terus terjadi dan berlanjut,” tukas Badingah. (Kandar)