Sosialisasi HIV dan Aids

oleh -601 Dilihat
oleh

SAPTOSARI, (KH) — Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah nama virus penyebab hilangnya sistem kekebalan tubuh, yang menyerang sel darah putih sebagai fungsi kekebalan tubuh. Virus tersebut mampu memperbanyak diri dengan cepat. Penularannya melalui beberapa mekanisme tertentu, yaitu adanya aktivitas yang memungkinkan berpindahnya cairan tubuh dari seseorang yang telah mengidap HIV kepada orang lain. Demikian penjelasan dalam sosialisasi penanggulangan serta pencegahan virus HIV dan Aids oleh petugas Puskesmas Saptosari, Rabu, 8/10/2014.
“Beberapa aktivitas itu di antaranya, hubungan seksual dengan pengidap, pemakaian jarum suntik tak steril, transfusi darah, serta persalinan. Letak virus itu berada di cairan otak, cairan sumsum tulang belakang, darah, cairan mani, cairan kelamin wanita, cairan susu ibu, serta keringat dan air mata ,” papar Wasiah.
Selaku ketua tim kegiatan, Ia menyampaikan, sosialisasi yang dilaksanakan di Padukuhan Mojosari, Desa Jetis, Kecamatan Saptosari, sebagai tindak lanjut program dari Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul melalui Dana Alokasi Khusus (DAU). Sosialisasi merupakan antisipasi dengan adanya feedback / umpan balik yang disampaikan oleh Dinas Kesehatan, bahwa di Saptosari ditengarai ada salah satu warga yang mengidap virus berbahaya tersebut.
Lebih dalam Ia menyampaikan ke peserta, bahwa Aquired Immuno Deficiency Syindrome (Aids) merupakan kumpulan gejala akibat menurunnya kekebalan tubuh oleh virus HIV, sehingga menjadi penyakit kronis yang dapat menyebabkan disability dan kematian karena belum ada obat pemusnah virus tersebut.
Bidan puskesmas yang tergabung sebagai pemateri, Sri Mulyani menambahkan, kegiatan serupa sebelumnya telah dilaksanakan di Padukuhan Dondong, kemudian besok dilanjutkan di Padukuhan Cekel. Dalam kegiatan seperti Posyandu, Pusling, dan di setiap pertemuan lain juga akan diselipkan materi terkait HIV dan Aids.
“Pada even tertentu kita laksanakan bersama lintas sektoral seperti KUA, Polsek, dan pihak kecamatan. Secara rutin pada tahun pelajaran baru kita sampaikan ke siswa SMP dan SMK, meski materi mengenai kesehatan reproduksi tetap kita selipkan terkait HIV dan Aids tersebut,” tambahnya.
Supriyanto, Kepala Padukuhan Mojosari mengungkapkan, sebenarnya antusias warga cukup tinggi, namun jam pelaksanaan pada saat pagi menjelang siang kebanyakan warga terutama bapak-bapak sibuk bekerja, sehingga 24 peserta yang hadir keseluruhan merupakan warga berjenis kelamin perempuan.
“Penting juga diperhatikan oleh warga, ketika ada pengidap di sekitar anda, jangan dikucilkan atau dijauhi, sehingga seolah mendapat perlakuan diskriminasi. Tetap saja beriteraksi, jangan khawatir akan tertular melalui jabat tangan, melalui udara, melalui gigitan nyamuk, ataupun makanan,” pinta Wasiah. (Kandar/Tty)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar