Sedekah Ilmu, Pelatihan Sablon Geratis dari 4 Seniman Sablon di Gunungkidul

oleh -
sablon
Peserta pelatihan sablon berfoto bersama. (KH/ Edi Padmo)

WONOSARI, (KH),– Awal bulan Mei 2021 atau pertengahan bulan Ramadhan, ada kegiatan menarik yang diselenggarakan oleh beberapa komunitas pemuda yang bergerak dalam bidang usaha sablon.

Bertempat di Sanggar Seni Medang’o (Gubug Rembuk), Baleharjo, Wonosari, yang dikelola oleh Lukas Priyo Arintoko, 4 seniman yang menekuni usaha sablon mengadakan agenda pelatihan gratis. Materinya berupa teknik cetak dan seluk beluk seputar usaha sablon.

Mereka menyebut kegiatan itu sebagai Sedekah Ilmu di bulan Ramadhan. Pelatihan sengaja dibuka bagi siapa saja yang berkeinginan untuk belajar sablon dan segala pernak perniknya.

Pelatihan tersebut diinisiasi oleh Pratisna (Sibag’s Weerstand Punkarya) dan didukung oleh 3 komunitas yang lain, yaitu Ian (Visual Design), Basuki Art (RAKYATukil), dan Ribut Eugh (Lumbung Kawruh).

Acara yang digelar selama dua hari, tanggal 1 dan 2 Mei 2021 itu menggandeng beberapa komunitas atau sanggar kreativitas yang ada di Gunungkidul, yaitu Sanggar seni Jodipati, Sanggar Mekarsari, Sanggar Garuluku, dan Sanggar Sonoseniswastiastu.

Pratisna, atau yang lebih dikenal sebagai Sibag’s menuturkan, kegiatan yang semacam sudah rutin dia lakukan sejak tahun 2019. Tujuan awalnya disamping melatih pemuda untuk kreatif, juga sebagai kegiatan yang bermanfaat untuk mengisi bulan Rhamadan.

“Ini sudah kegiatan yang ke tiga, dan untuk tahun ini, ada 3 teman dari seniman sablon yang ikut bergabung menjadi mentor kegiatan,” ujar Sibag’z, saat ditemui di hari pertama pelatihan, Sabtu (1/5/2021) lalu.

Menurut Sibag’z, label dari agenda rutin itu ialah “Manunggaling Kawula Gusti”. Ide awal dari agenda itu yakni sebuah pemikiran atau gagasan mengisi bulan Ramadhan dengan gelaran kegiatan yang kreatif dan bermanfaat bagi para pemuda.

“Kami mulai ditahun 2019, dari hanya sekitar 6 orang peserta, di tahun 2021 ini, ada 85 peserta yang ikut pelatihan,” lanjut Sibag’z.

Ribut Eugh, pengelola Sanggar Lumbung Kawruh di Kalurahan Petir, Kapanewon Rongkop, menuturkan bahwa pada kegiatan tersebut dia ingin ikut menyedekahkan ilmunya seputar teknik sablon cukil.

“Teknik sablon, disamping teknik “gesut”, juga ada teknik sablon cukil. Kebetulan saya ada sedikit ilmunya yang ingin saya bagikan bagi teman-teman Gunungkidul,” ujar pria berambut gimbal ini.

Dalam teknik sablon cukil tersebut, Ribut bersama Basuki (Basukiart) memang spesialisnya. Teknik sablon ini memang tergolong masih agak asing bagi dunia sablon Gunungkidul.

Dalam agenda pelatihan yang digelar tampak para peserta dengan antusias mempraktekkan tahapan-tahapan proses dari berbagai teknik sablon yang diajarkan, baik cukil maupun gesut.

Baca Juga : Sempat 6 Tahun Hidup di Jalanan, Anak Punk Asal Ponjong Memutuskan Buka Usaha Sablon

 

“Untuk biaya acara kami patungan. Peserta tidak dipungut biaya alias gratis. Selesai acara dilanjutkan buka puasa bersama,” tutur Sibag’z.

“Apresiasi tidak hanya datang dari para anggota sanggar-sanggar kreatif yang menjadi pendukung dan peserta, tapi juga hadir teman-teman komunitas dari Bandung, Kulonprogo, Sleman, dan beberapa teman kampus ISI,” terang Lukas Priyo, sebagai tuan rumah acara.

Sementara itu, Ronny, salah satu pengurus Sanggar Jodipati, menuturkan, dia dan teman-teman pemuda yang belajar di sanggar Jodipati sanggat tertarik ikut dalam acara itu.

seni rupa
Pelatihan sablon di Sanggar Seni Medang’o (Gubug Rembuk). (KH/ Edi Padmo)

Peserta dari sanggar yang fokus pada seni tradisi, Karawitan, Sinden dan Pedalangan, asal Tambakromo, Kapanewon Ponjong itumengaku mendapat banyak ilmu baru, terutama tentang seluk-beluk Sablon.

“Semoga pengetahuan yang diperoleh jadi bekal kami untuk mandiri dengan usaha kreatif,” terang Ronny.

Hal senada juga dinyatakan oleh Tri Nurhayat dari sanggar Mekarsari. Dia menyatakan bahwa di samping mendapat banyak ilmu, dia merasa senang bisa bertemu banyak teman.

“Di acara ini di samping dapat ilmu, juga bisa dapat banyak teman dan sedulur dari banyak Sanggar Kreatif dari berbagai tempat di Gunungkidul,” kata Hayat.

Sibag’z kembali menambahkan, ada yang spesial di agenda “Manunggaling Kawula Gusti” yang ke tiga ini. Hal yang spesial, kata dia, bahwa dari 6 sanggar yang menjadi peserta, ada 3 sanggar diantaranya mendapatkan perlengkapan alat sablon gratis.

“Tak hanya itu saja, jumlah yang mengikuti acara selama 2 hari mencapai 85 orang,  70 dari anggota Sanggar dan 15 dari umum,” terang Sibag’z bangga.

Rencana ke depan, agenda “Manunggaling Kawula Gusti” tersebut akan terus dikembangkan, tidak hanya sekedar pelatihan sablon tapi akan lebih beragam.

“Untuk tahun depan, kami rencanakan bentuk pelatihan bisa bermacam-macam, pelatihan pembuatan Wayang, Tari, Gamelan, Lukis, dan hal-hal kreatif lainnya,” pungkas Sibag’z. [Edi Padmo]

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar