WONOSARI, (KH),– Ahnaf Fauzi Zulkarnain, pelajar yang kini duduk di bangku kelas IX MTsN 4 Gunungkidul ini tak asing lagi dalam dunia kompetisi sains pelajar di Indoensia.
Namanya lebih dulu mengemuka saat menjadi salah satu finalis dalam ajang Kalbe Junior Scientist Award (KJSA) 2016 lalu. Saat itu Ahnaf masih duduk di bangku SD. Ia waktu itu mengikuti kompetisi dengan karya mesin perontok jagung.
Adapun kali ini, ia mengikuti ajang Kalbe Junior Scientist Award Goes Digital 2019. Karya yang ia buat berupa sebuah robot bernama Rapentis. “Rapentis maksudnya Rak Dispenser otomatis,” kata Ahnaf saat ditemui di kediamannya di Dusun Seneng, Desa Siraman, Kecamatan Wonosari, Gunungkidul, Minggu, (10/11/2019).
Robot prototype yang dibuat memakan waktu selama dua bulan tersebut masuk 10 besar nasional kategori siswa SMP atau MTs. Robot Rapentis karya Ahnaf merupakan alat yang diciptakan untuk memudahkan dan melayani kebutuhan penderita stroke.
Pengidap stroke umumnya terkendala dalam bergerak. Aspek fungsional dari robot tersebut juga dapat digunakan bagi lansia yang memiliki keterbatasan mobilitas. Didampingi orang tua, Pujiyanto, Ahnaf menjelaskan kinerja robot. Robot dijalankan menggunakan aplikasi android untuk berjalan sesuai keinginan yang mengoperasikan. Robot didesain memiliki rak untuk makanan dan dispenser atau wadah air minum. Robot dapat mengantar makanan dan air minum kepada yang dikehendaki. Kran dispenser secara otomatis juga dapat terbuka dan tertutup sesuai perintah melalui HP.
Lebih jauh disampaikan, sebagian besar piranti robot ia beli secara online. Ada Bluetooth, arduino nano yakni salah satu papan pengembangan mikrokontroler yang berukuran kecil, driver motor, motor dinamo, sensor infrared, cervo, sensor ultrasonic, saklar dan beberapa kabel jamper. Keseluruhan ditebus dengan biasa sekitar Rp. 1 jutaan.
“Bodi robot saya bikin sendiri. Robot didesain berhenti secara otomatis dan mundur ketika 15 centi meter di depan robot terdapat benda,” sambung pelajar yang bercita-cita ingin jadi peneliti ini.
Ahnaf mengaku bangga dengan capaian yang diraih pada kompetisi yang diikuti. Sebab, karya dia mampu menyingkirkan 400-an karya peserta lain se-Indonesia.
“Saya belajar membuat robot sebagian besar melalui youtube. Juga dibantu orang tua dan pendamping. Setelah pengajuan proposal karya saya masuk 10 besar, saya juga didampingi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI),” papar siswa MTsN 4 Gunungkidul ini.
Pujiyanto mengaku akan terus mendukung hobi dan keinginan anaknya mengikuti berbagai kompetisi sains. Dirinya menekankan kepada Ahnaf, meski berulang kali sempat tak mendapat nomor ditingkat nasional namun tak boleh patah semangat.
“Sudah 4 kali ikut kompetisi. Kali ini dapat apresiasi uang pembinaan sebesar Rp. 5 juta,” kata Pujiyanto bersyukur. (Kandar)