Potensial, Bunga Krisan Nglanggeran Komoditas Menjanjikan

oleh -4607 Dilihat
oleh
Sudiyono, pengembang Bunga Krisan saat promosi pada acara festival 1001 Sompil. KH/ Kandar
Sudiyono, pengembang Bunga Krisan saat promosi pada acara festival 1001 Sompil. KH/ Kandar
Sudiyono, pengembang Bunga Krisan saat promosi pada acara festival 1001 Sompil. KH/ Kandar

PATUK, (KH)— Bunga Krisan (Crysanthemum) yang dibudidayakan di kawasan Embung Nglanggeran ini patut untuk terus dikembangkan. Pasalnya, potensi pasar penjualan bunga masih cukup menjanjikan.

Hasil program Taman Teknologi Pertanian (TTP) pada akhir 2015 lalu dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) bersama BALITHI ini membuahkan hasil. Bunga Krisan cocok dibudidayakan di wilayah ini.

Dikatakan Pembudidaya, Sudiyono, Bunga Krisan cocok hidup pada tempat pengembangan di Nglanggeran karena memiliki ketinggian 500 mdpl, kondisi ini menjadikan Bunga Krisan dapat dijadikan komoditas yang menjanjikan bagi masyarakat setempat.

“Kebutuhan keseluruhan Bunga Krisan di Yogya baru terpenuhi sebanyak 35 persen saja khususnya dari pembudidaya lokal. Peluang masih sangat terbuka,” ujar Sudiyono, ketika ditemui pada festival Sompil di Desa Salam, Patuk, Minggu, (25/4/2016).

Upaya pemasaran saat ini, sementara mengandalkan pengunjung di destinasi wisata Embung Nglanggeran, ia menyebutkan, peminat atau konsumen bunga ini kebanyakan kalangan menengah ke atas.

“Berapa yang kami kembangkan diantaranya Puspita Nusantara, Kinanthi, dan Pasopati, sedangkan macam warna bunga ini ada merah, putih, kuning dan ungu serta jingga,” urainya.

Bunga yang dikembangkan dengan cara stek ini dapat bertahan hingga tiga minggu dengan memasukkan batang bagian bawah ke dalam air. Pemanfaatannya cukup banyak, digunakan sebagai hiasan karangan bunga berbagai ucapan, pernikahan, wisuda, ulang tahun dan bela sungkawa. Dapat juga digunakan sebagai penghias ruangan.

Menurutnya, beberapa wilayah di Gunungkidul sangat cocok sebagai tempat budi daya, diantaranya Sriten/ Nglipar, Ngawen, perbukitan Ponjong, dan lainnya. “Yang jelas minimal pada area dengan ketinggian minimal 400 mdpl,” kata Sudiyono menambahkan.

Kedepan, upaya perluasan pasar akan dilakukan, tak hanya melayani pengunjung wisata tetapi menyasar penyedia jasa karangan bunga di wilayah Gunungkidul. Perbatang bunga ini dapat dibeli dengan harga Rp. 2.500, sedangkan satu ikat berisi 10 batang harganya Rp. 15 ribu. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar