Minggu Pagi Di Alun-Alun Wonosari

oleh -2580 Dilihat
oleh
Suasana Pasar tani dan pedagang kaki lima saat Minggu pagi di alun-alun Wonosari.
Suasana Pasar tani dan pedagang kaki lima saat Minggu pagi di alun-alun Wonosari.
Suasana Pasar tani dan pedagang kaki lima saat Minggu pagi di alun-alun Wonosari.

WONOSARI, (KH)— Menikmati suasana pagi di alun-alun Wonosari menjadi salah satu pilihan mengisi  kegiatan diakhir pekan. Bersama keluarga dan teman dapat melaksanakan aktivitas olahraga, seperti jalan dan lari berkeliling, bersepeda, atau mengikuti senam pagi yang sudah rutin dilaksanakan.

Sehabis itu, warga yang didominasi dari sekitar Wonosari dan beberapa dari luar ini dapat menikmati kuliner yang berada di sisi barat alun-alun. Di ruas Jalan Baru ini sudah tersedia berbagai kuliner khas atau yang cocok untuk sarapan.

Selain lapak pedagang kaki lima dan pedagang kelilingan, sejak dua tahun terakhir ada warung tenda dengan sebutan Pasar Tani dampingan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH). Ditemui saat berjualan, ketua kelompok Pasar Tani, Suprapto mengatakan, sedikitnya ada 30-an pedagang yang menempati tenda Pasar Tani.

“Kalau yang sifatnya pedagang keliling dan mendirikan lapak sendiri juga ada sekitar 30-an. Selepas kegiatan olahraga biasanya masyarakat menyerbu pedagang makanan, ada yang sarapan disekitar alun-alun ada juga yang dibawa pulang,” jelasnya, Minggu, (20/3/2016).

Pengguna tenda pasar tani ini, selain berjualan pada minggu pagi di alun-alun mereka juga membuka lapak pada setiap jumat pagi di depan dinas TPH. Awalnya produk pedagang didominasi oleh berbagai hasil tani, yakni sayur dan buah, serta hasil produk olahannya, tetapi sejak beberapa waktu terakhir terjadi perkembangan mengenai macam dan ragamnya.

Dia menyebutkan, beberapa kuliner itu diantaranya; nasi thiwul, pecel, aneka jajanan, kue-kue, sayuran, gudeg manggar, dan lainnya. Terdapat pula pedagang yang menyediakan minuman aneka jamu tradisional, pakaian, dan perlengkapan tempat makanan dan minuman.

Setiap minggu, Prapto memberi gambaran, ada antara 600 hingga 1000 masyarakat bebaur di Alun-alun ini. sehingga menurutnya ini adalah peluang bagi pedagang apa saja. “Kalau saya jualan peyek, jualan disini ada manfaat jangka panjang, tidak sedikit yang kemudian menjadi langganan minta dikirimi ke rumahnya atau tempat kerjanya setelah membeli di sini,” imbuh warga Gadungsari ini. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar