WONOSARI, kabarhandayani.– Untuk menumbuhkan kembali rasa cinta terhadap kebudayan nenek moyang, Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah (KPAD) Gunungkidul menggelar lomba cerita wayang. Dalam kultur masyarakat Jawa, wayang merupakan suatu wadah penyaluran ide.
“Banyak sisi pewayangan yang bisa dijadikan pengingat agar kita berperilaku baik dalam kehidupan sehari-hari, nilai itu perlu dikenalkan kepada anak-anak sejak usia dini,” kata Kepala KPAD Gunungkidul, Sugiyanto seuasi membuka lomba cerita wayang, Senin (25/8/2014).
Sugiyanto menambahkan, kesenian wayang kini semakin ditinggalkan oleh masyarakat terutama khalayak muda. Lomba yang diikuti siswa Sekolah Dasar (SD) tidak hanya sekedar menjadi seremoni, tetapi harapanya peserta bisa mengambil suri tauladan kemudian diwujudkan dalam kehidupan nyata.
“Selain melestarikan budaya, penyelenggaraan lomba juga untuk menumbuhkan minat baca pada anak, gemar membaca merupakan salah satu kunci sukses,” terangnya.
Lomba cerita wayang diikuti oleh 9 peserta dari beberapa SD di Kabupaten Gunungkidul. Setelah dilakukan penilaian yang ketat oleh lima dewan juri yang berasal dari tenaga pendidik dan budayawan. Aditya Dwi Saputro (12) siswa SDN 1 Jetis Semanu keluar sebagai juara.
Dalam durasi 10 menit, Aditya sapaan akrabnya membawakan cerita tentang tokoh wayang Gatotkaca Gugur. Anak kedua pasangan Wastoyo dan Wakijem tampil penuh percaya diri di hadapan ratusan penonton. Saat ditanya kenapa ikut lomba diapun menjawab ingin melestarikan budaya Indonesia.
Untuk Juara II berhasil diraih oleh Gimna Cahyo Nugroho (SD Muhammadiyah Al-Mujahidin), Juara III Destiyana Nur Hasna Ramadhanti (SD Wonosari 1), Juara Harapan I Anissa Anindita Sakiya (SD Wonosari 1) dan juara harapan II M.E. Clarissa Sonja (SD Wonosari I).
“Peserta terbaik akan menjadi wakil Gunungkidul dalam lomba yang akan diadakan di DIY, pemenang akan mendapatkan uang pembinaan dan tropi,” pungkas Sugiyanto.
Salah satu juri Heri Nugroho memaparkan, ada beberapa kriteria yang ditetapkan dalam penilaian antara lain bahasa, isi, bobot naskah untuk cerita, presentasi dan penguasaan materi. “Semua peserta memang mempunyai bakat bercerita, tetapi memang harus ada satu terbaik yang kita pilih,” pungkasnya. (Juju/Hfs)