PATUK, (KH),– Setidaknya sejak dua tahun terakhir, Kelompok Tani (KT) Sido Dadi Dusun Gumawang, Desa Putat, Kecamatan Patuk, Gunungkidul mengekspor olahan kakao ke luar negeri.
Hal tersebut disampaikan Ketua Kelompok Tani Sido Dadi, Edi Suparjono saat menerima kunjungan Rombongan BPTP Balitbangtan Yogyakarta bersama 100 peserta rakor Puslitbang Perkebunan se Indonesia, Kamis, (12/3/2020) lalu.
Mendalam disampaikan Edi, kelompok tani di wilayahnya telah membudidayakan tanaman kakao sejak tahun 1987. Pelatihan pengolahan ia dan anggotanya terima sekitar tahun 1990-an.
“Dulu pemasaran fermentasi Kakao ke kota-kota besar di Indonesia saja, saat ini bisa ke Swiss dan Singapura,” ujar Edi.
Adapun produk ekspor yang dikirim melalui perantara pemasar di Yogyakarta itu berupa produk fermentasi Kakao kategori Standar Nasional Indonesia (SNI).
Dalam dua bulan sekali KT Sido Dadi dengan 40-an anggota itu mengirimkan kakao fermentasi sebanyak 3-4 kuintal kondisi kering. Hasil produk tersebut merupakan panenan dari setidaknya 8.000-an tanaman kakao yang ada di kawasan Desa Putat.
“Harganya mencapai Rp. 40 ribu tiap kilogram,” imbuh Edi. Rutinitas pengolahan selama ini dilakukan terpusat di rumah produksi. KT telah memiliki beberapa unit mesin pengolah kakao.
Pihaknya bersama pengurus dan anggota belakangan ini merencanakan akan mengolah kakao menjadi produk olahan siap konsumsi. (Kandar)