PATUK, (KH) — Camat Patuk, Haryo Ambar Suwardi, Selasa (2/14) pagi melakukan pembukaan pusat jajanan pasar di bekas halaman kantor Kecamatan Patuk dan di Sambipitu Bunder Patuk. Berbagai jajanan tradisional yang dijual di warung jajan tersebut adalah produk asli dari para pelaku usaha Kecil Menengah (UKM) di Kecamatan Patuk.
“Pembukaan pusat jajanan ini merupakan program pendampingan untuk mendukung tumbuhnya perekonomian rakyat, dengan menempatkan para pedagang secara spesifik sesuai dengan jenis dagangannya,” ungkap Haryo, Selasa (2/11/14).
Bekas halaman Kecamatan Patuk disulap menjadi pusat segala jenis jajanan pasar. Hal ini dilakukan untuk pemanfaatan lahan kosong yang dapat dipergunakan sebagai salah satu sumber pendapatan warga. Agar UKM warga Kecamatan Patuk berjalan dengan baik, Camat Patuk, Haryo Ambar Suwardi hari ini, Selasa (2/12, membuka sebuah kawasan warung jajanan pasar yang berada di bekas komplek kantor Kecamatan Patuk. Hal ini sebagai salah satu cara untuk memperkenalkan dan membantu pengembangan UKM masyarakat Patuk dalam hal pemasaran.
“Kami memilih bekas kantor Kecamatan, karena tempatnya strategis dan setiap hari libur banyak sekali masyarakat yang bersepeda untuk singgah di tempat ini,” paparnya.
Kepada KH, ia menjelaskan, ke depannya hasil olahan jajanan pasar tersebut akan dipakai konsumsi diberbagai acara yang berada di kecamatan Patuk. Kendala para pelaku UKM sendiri pada pemasaran. Pelaku UKM beranggapan apakah makanan tradisional masih mampu bersaing dengan makan modern lainnya. Maka dari itu, Kecamatan melalui tim unit pengelola kegiatan (UPK) terjun langsung kepada pelaku UKM guna memberikan solusi dalam pemasaran. “Kecamatan sudah memberikan surat edaran terkait konsumsi ataupun snack agar setiap instansi maupun acara yang dilakukan di patuk wajib menggunakan konsumsi dari jajanan pasar tersebut,” jelasnya.
Lebih lanjut Haryo menyampaikan, tidak adanya pasar terkadang membuat masyarakat kesulitan untuk menjual hasil bumi mereka. Oleh karena itu, dibukanya warung jajanan diharapkan mampu menjadi sebuah solusi bagi para petani. Petani bisa menjual hasil bumi kepada kelompok UKM jajanan pasar tersebut. “Jajanan pasar ini murni menggunakan hasil bumi, seperti jagung, ketela, dan padi. Sudah mendapatkan sertifikat dari LIPI untuk makanan yang sehat,” imbuhnya.
Ia menuturkan, warung jajanan pasar tersebut diharapkan menjadi salah satu cara untuk membangun pemberdayaan masyarakat, sehingga masyarakat mampu mandiri dan menjadi pengusaha yang sukses.
Di samping itu, Haryo berjanji akan ikut serta membantu dalam hal pemasaran produk jajanan pasar milik warganya. “Untuk pengenalan tingkat Kecamatan sudah berhasil kami rintis. Selanjutnya kami akan mencoba pada tingkat Kabupaten agar setiap rapat di Kabupaten menggunakan kue dari para pengusaha menengah,” tuturnya.
Pengenalan budaya juga dapat dikembangkan dalam pusat jajanan pasar tersebut. Seperti halnya Bali di mana hampir pada setiap tempat terdengar alunan musik daerah. “Harapan ke depan, pada setiap warung bisa memutar musik atau gending jawa, sehingga di samping kita mendapatkan penghasilan, secara tidak langsung juga mengenalkan budaya jawa,” harapnya.
Ia mengajak para pengusaha jajanan pasar untuk optimis berhasil. Ditambah dengan adanya pendampingan, harapannya tidak terjadi pelaku UKM yang mengalami kebangkrutan. “Setiap keluhan dari pelaku UKM tetap kita pikirkan untuk mencari solusi yang terbaik. Sudah saatnya kita percaya diri dan mampu untuk menjalankan usaha jajanan pasar tersebut untuk keberhasilan mersama,” pungkasnya. (Atmaja/Tty)