PLAYEN, (KH) — Gereja Katholik dan sebagian Gereja Protestan melaksanakan Ibadah Rabu Abu. Rabu Abu menandai mulainya masa Pra Paska yang disertai dengan puasa atau berpantang.Masa Pra Paska sendiri akan berlangsung selama 40 hari. Angka 40 ini secara simbolik mengingatkan kembali akan perjalanan bangsa Israel dari tanah penjajahan ke tanah yang dijanjikan yang berlangsung selama 40 tahun; dan tentu juga pada Yesus Kristus yang mengawali pelayananNya dengan berdoa dan berpuasa selama 40 hari.
Ibadah Rabu Abu diperkirakan sudah menjadi bagian dari kehidupan bergereja sejak abad ke-10. Pada Ibadah Rabu Abu ini, Seorang Pendeta / Romo akan menorehkan abu di dahi umatnya. Sambil menorehkan abu dengan bentuk salib, pemimpin akan berkata,” Ingatlah kita ini abu dan akan kembali menjadi abu.” Sebuah kalimat yang menegaskan kesementaraan hidup manusia.
Dari kata “sementara” diharapkan muncul kesadaraan untuk mawas diri, juga memeriksa diri untuk mengupayakan kehidupan yang lebih baik. Hidup baik di hadapan sesama dan tentu saja berkenan di hadapan Allah.
Dalam Kebaktian Rabu Abu umat Kristen Greja Kristen Jawa (GKJ) Paliyan menekankan pada umat GKJ Paliyan untuk selalu ingat dengan sejarah. Sebagaimana sejarah dari Rabu Abu seperti yang tertulis di atas dapat menyadarkan umat akan asal dan tujuan hidup ke depan.
Kebaktian Rabu Abu GKJ Paliyan dipimpin oleh Pdt. Yusak Sumardiko S.Th, dan diikuti sekitar 60 jemaat dari Pepanthan Kalongan, Pepanthan Tungu dan Induk GKJ Paliyan. “Tanpa adanya sejarah hidup terasa kosong, kita tidak mengetahui asal usul kita; bahkan kita juga kebingungan untuk melangkah ke depan di dalam kehidupan,” ucapnya saat memimpin khotbah Rabu Abu di GKJ Paliyan Pepanthan Kalongan.
Dengan mekmanai Paskah lebih dalam, diharapkan umat GKJ Paliyan dapat melakukan aksi puasa, berdoa dan berbuat baik. Harapannya dengan ketiga hal tersebut membuat nama Tuhan semakin dipuji.
Ia mengajak kepada seluruh umat GKJ Paliyan untuk berkomitmen dan ikut merasakan masa pra paskah dengan penuh hikmat pada paskah 2015 tahun ini. “Kemenangan akan diperoleh setelah segala sesuatu yang tersulit dapat dilewati,” pungkasnya.(Atmaja/Tty)