GUNUNGKIDUL, (KH),– Tren kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang ternak sapi di Kabupaten Gunungkidul mengalami kenaikan. Data terbaru hasil penelusuran Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul, ada 1.800 kasus PMK. Saat ini upaya penanganan terus berjalan dengan berbagai dinamika dan tantangan di lapangan.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul Wibawanti Wulandari mengatakan, bersamaan dengan naiknya kasus PMK, sapi yang berhasil disembuhkan juga cukup banyak. Setidaknya terdapat sekitar 350 hingga 400 ternak dilaporkan sembuh.
“Pengobatan, disinfektan dan vaksinasi terus berjalan. Target vaksinasi untuk Bulan Januari 2025 adalah 3.000 dosis. Proses distribusi vaksin 800 dosis sudah diberikan oleh dokter hewan, sementara sisanya dibagikan melalui Puskeswan,” kata Wibawanti baru-baru ini melalui seluler.
Dia mengungkap, upaya vaksinasi tidak hanya terkendala keterbatasan tenaga petugas vaksin atau dokter hewan. Akan tetapi ada juga peternak yang menolak. Alasan penolakan terjadi lantaran adanya reaksi yang muncul terhadap hewan ternak pasca vaksin disuntikkan.
“Tim juga harus membagi waktu untuk pengobatan ternak yang sakit dan tindakan penyemprotan disinfektan. Dari jadwal dengan jumlah sasaran vaksin tertentu, tidak semua terealisasi karena peternak menolak ,” tuturnya.
Wibawanti menambahkan, vaksinasi yang dilakukan tidak menyasar sembarang wilayah. Vaksinasi difokuskan terhadap ternak di wilayah yang masih aman dari kasus PMK. Sehingga vaksinasi dipastikan diberikan kepada hewan yang benar-benar sehat.
Dirinya menekankan agar peternak bersedia sapinya divaksin. Sebab, langkah ini merupakan upaya yang dapat melindungi atau menghindarkan sapi dari risiko terjangkit PMK. (Kandar)