TANJUNGSARI, kabarhandayani,– Dari kejauhan remaja ini terlihat bercakap dengan banyak pembeli. Sepintas, seakan tak kelihatan kalau sebenarnya remaja yang piawai menggaet calon konsumen ini adalah seorang penyandang tuna wicara.
Remaja laki-laki penyandang tuna wicara itu bernama Ilham. Ia setiap hari berjualan aneka macam jenis topi di Pantai Baron. Barang dagangan yang ia jual diminati banyak wisatawan pengunjung pantai.
Saat wawancara, KH sedikit mengalami kesulitan berkomunikasi tiap mendengar jawabannya. Namun remaja berkaca mata mata ini ternyata pandai dalam baca-tulis, sehingga wawancara lebih banyak dilakukan dengan tulisan melalui hand phone.
Ia menjelaskan secara tertulis, modal usaha dagang ini ia peroleh dari orang tuanya. Ia juga menjelaskan, saat ini ia masih sekolah di salah SLB di Gunungkidul. Selepas sekolah, ia mulai berdagang hingga sore hari, namun bila sedang libur ia berjualan sejak pagi.
Dalam tulisannya, ia menuturkan bahwa keuntungan dari tiap topi yang terjual adalah berkisar Rp 5 ribu hingga Rp 10 ribu. Sedangkan ketika ditanya berapa jumlah topi yang terjual dalam sehari, ia lantas menulis, “Tidak pasti. Pembeli ramai datang menawar kalau sedang libur, itu juga belum tentu banyak yang beli.”
Beberapa pembeli ternyata tak begitu mengalami kesulitan berkomunikasi dengan Ilham. Gerakan mulutnya cukup mudah dimengerti maknanya, namun hal itu cuma sebatas tawar-menawar harga topi.
“Nggak membingungkan kok, lumayan cukup jelas. Tadi saya tanya harga berapa, dia langsung jawab dua puluh. Meski tak keluar suara, gerakan mulutnya sudah mampu dibaca apa maksudnya,” jelas Anik, salah satu pengunjung Pantai Baron seusai membeli topi milik Ilham.
Semangat Ilham telah mengalahkan keterbatasan tubuhnya. Dari gerak-gerik tubuhnya terlihat bahwa ia tak ingin menyerah, meski berdagang sebenarnya membutuhkan keterampilan bercakap yang mumpuni. Tanpa menawarkan, tanpa rayuan pada calon pembeli, ternyata Ilham bisa memungut keuntungan dari yang ia lakukan.
Terlepas dari berapa pun besar yang ia peroleh, semangat Ilham sangat menginspirasi. Meski ia menyandang keterbatasan keterbatasan, sosok Ilham patut menjadi contoh bahwa kaum muda memang tidak perlu mudah patah semangat untuk berwirausaha. Satu hal yang dapat selalu dipelajari dari Ilham, bahwa keterbatasan itu bisa dikalahkan dan tidak mematahkan semangat untuk maju menghadapi tantangan hidup. (Maryanto/Jjw).
Remaja laki-laki penyandang tuna wicara itu bernama Ilham. Ia setiap hari berjualan aneka macam jenis topi di Pantai Baron. Barang dagangan yang ia jual diminati banyak wisatawan pengunjung pantai.
Saat wawancara, KH sedikit mengalami kesulitan berkomunikasi tiap mendengar jawabannya. Namun remaja berkaca mata mata ini ternyata pandai dalam baca-tulis, sehingga wawancara lebih banyak dilakukan dengan tulisan melalui hand phone.
Ia menjelaskan secara tertulis, modal usaha dagang ini ia peroleh dari orang tuanya. Ia juga menjelaskan, saat ini ia masih sekolah di salah SLB di Gunungkidul. Selepas sekolah, ia mulai berdagang hingga sore hari, namun bila sedang libur ia berjualan sejak pagi.
Dalam tulisannya, ia menuturkan bahwa keuntungan dari tiap topi yang terjual adalah berkisar Rp 5 ribu hingga Rp 10 ribu. Sedangkan ketika ditanya berapa jumlah topi yang terjual dalam sehari, ia lantas menulis, “Tidak pasti. Pembeli ramai datang menawar kalau sedang libur, itu juga belum tentu banyak yang beli.”
Beberapa pembeli ternyata tak begitu mengalami kesulitan berkomunikasi dengan Ilham. Gerakan mulutnya cukup mudah dimengerti maknanya, namun hal itu cuma sebatas tawar-menawar harga topi.
“Nggak membingungkan kok, lumayan cukup jelas. Tadi saya tanya harga berapa, dia langsung jawab dua puluh. Meski tak keluar suara, gerakan mulutnya sudah mampu dibaca apa maksudnya,” jelas Anik, salah satu pengunjung Pantai Baron seusai membeli topi milik Ilham.
Semangat Ilham telah mengalahkan keterbatasan tubuhnya. Dari gerak-gerik tubuhnya terlihat bahwa ia tak ingin menyerah, meski berdagang sebenarnya membutuhkan keterampilan bercakap yang mumpuni. Tanpa menawarkan, tanpa rayuan pada calon pembeli, ternyata Ilham bisa memungut keuntungan dari yang ia lakukan.
Terlepas dari berapa pun besar yang ia peroleh, semangat Ilham sangat menginspirasi. Meski ia menyandang keterbatasan keterbatasan, sosok Ilham patut menjadi contoh bahwa kaum muda memang tidak perlu mudah patah semangat untuk berwirausaha. Satu hal yang dapat selalu dipelajari dari Ilham, bahwa keterbatasan itu bisa dikalahkan dan tidak mematahkan semangat untuk maju menghadapi tantangan hidup. (Maryanto/Jjw).