Gerakan Tanam Seribu Bambu DLHK DIY Dukung Ketersediaan Bahan Kerajinan di Semin

oleh -1554 Dilihat
oleh
Gerakan penanaman seribu bambu di Semin, Gunungkidul. (istimewa)

SEMIN, (KH),– Bambu merupakan tumbuhan kaya manfaat. Oleh karena itu bambu perlu dilestarikan keberadaannya dan fungsi-fungsi di dalamnya. Termasuk untuk konservasi air terutama di Daerah Aliran Sungai (DAS). Demikian kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP), Bambang Wisnu Broto saat terlibat dalam gerakan penanaman seribu bambu bersama Kelompok Tani (Poktan) Tunas Lestari di Padukuhan Ngepoh, Kalurahan Semin, Kapanewon Semin, Rabu (2/12/2020).

Bibit bambu yang ditanam merupakan bantuan Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup (DKLH) D.I. Yogyakarta. “Keberadaan bambu di daerah aliran sungai juga berfungsi untuk penanggulangan longsor,” kata Bambang Wisnu Broto disela kegiatan.

Gerakan tanam bambu dilaksanakan di sepanjang bantaran sungai sekitar air terjun Ngelo. Adapun jenis bambu yang ditanam adalah bambu Wuluh. Dirinya berharap agar di Padukuhan Ngepoh dapat berkembang menjadi Kampung Bambu dengan kolaborasi antara industri kerajinan, kehutanan, pariwisata dan pertanian untuk menjadikan destinasi wisata terpadu di Zone Utara.

Guna pengembangan wilayah diantaranya melalui produk hasil hutan dan perkebunan, DPP sebelumnya juga telah memberikan bantuan 500 batang bibit Kelengkeng pada tahun 2019, serta 400 batang di 2020.

Plt. Kepala DKLH DIY, Ir.Hananto Ir.Hananto berharap gerakan tanam seribu bambu di Ngepoh bisa memberikan dampak multiplier efek yang meningkatkan perekonomian lokal pasca pandemi Covid-19 kelak.

“Bambu Wuluh mendukung pemenuhan bahan baku aneka ragam kerajinan,” kata Hananto.

Keberadaan air terjun Ngelo menurutnya cukup berpotensi sebagai salah satu daya tarik wisata mendukung keberadaan usaha perekonomian masyarakat berupa sentra kerajinan bambu. Untuk itu, perlu kekompakan untuk mengembangkannya menjadi destinasi wisata baru.

Lurah Semin, Tri Sunarto menjelaskan bahwa potensi bambu Wuluh untuk bahan baku industri kerajinan rumah tangga di Ngepoh sangatlah luar biasa. Produk kerajinan bambu dari Ngepoh Semin telah menyebar ke luar DIY bahkan sampai pasar ekspor ke luar negeri terutama ke negara-negara Eropa.

Usaha kerajinan bambu Ngepoh merupakan mata pencaharian atau sumber pendapatan masyarakat Ngepoh, selain usaha tani. Sebab, hampir semua rumah tangga di Ngepoh membuat kerajinan bambu. Sehingga dirinya berharap ada dukungan semua pihak dalam hal pengembangan bambu Wuluh di Ngepoh.

Ketua Poktan Hutan Tunas Lestari, Ahmat Jujur melaporkan bahwa kebutuhan bahan baku bambu wuluh di Ngepoh cukup tinggi. Bahan baku bambu yang berasal dari Ngepoh hanya memenuhi 30% dari total kebutuhan bambu sebagai bahan kerajinan.

“Selebihnya 70% bahan baku bambu wuluh didatangkan dari Klaten, Boyolali, Jawa Timur dengan harga Rp 20 juta satu truk. Tidak mungkin warga hanya mengandalkan panen dari pertanaman bambu sebab waktu panennya juga hanya satu tahun sekali. Sedangkan waktu kebutuhan bahan baku bambu setiap saat,” ungkap dia.

Senada dengan Lurah, serapan pasar kerajinan bambu dari Ngepoh ke pasar Eropa sangat baik. Setidaknya ekspor kerajinan telah berjalan hampir 15 tahun terakhir. Masyarakat saat ini tengah menyiapkan lahan 30 hektar untuk pengembangan bambu wuluh. [Kandar]

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar