Cerita dan Manfaat Telaga Namberan

oleh -
oleh
Telaga Namberan. Foto : Kandar
iklan dprd
Telaga Namberan. Foto : Kandar
Telaga Namberan. Foto : Kandar

PALIYAN, (KH) — Telaga yang berada di Padukuhan Namberan, Desa Karangasem, Paliyan, keberadaannya pada posisi yang sekarang ternyata bukanlah yang pertama kali. Sebelumnya, telah terjadi perpindahan sebanyak dua kali sebelum akhirnya yang ketiga kalinya atau yang terakhir seperti saat ini berada di sebelah barat ruas jalan Paliyan-Saptosari.

Hal tersebut disampaikan Sumarwanto Kepala Dukuh Namberan, Minggu, (15/3/2014). Sesuai cerita turun temurun posisi telaga pertama berada di ujung arah timur laut padukuhan itu. Berada pada posisi tersebut terjadi sekitar Tahun 1943. Lantas, diduga karena proses geologi sekitar Tahun 1957 posisinya pindah di sebelah utara Padukuhan Namberan.

“Akhirnya mulai sekitar Tahun 1962 hingga saat ini berada pada posisi yang sekarang,” Ujarnya. Keberadaannya sejak dahulu dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat sebagai tempat mandi dan kadangkala juga mencuci pakaian terutama saat musim kemarau.

Sayangnya, lanjut Sumarwanto, jika musim kemarau terjadi cukup lama, telaga tersebut mengering. “Mungkin juga karena ada ‘luweng’nya (baca:lubang di dasar telaga dengan diameter seukuran sumur),” tambahnya.

iklan golkar idul fitri 2024

Sejak Tahun 2000, oleh karang taruna setempat, telaga tersebut dimanfaatkan sebagai tempat pemancingan. Pada tahun 2011 pengelolaan usaha pemancingan ditangani okeh kelompok perikanan di wilayah itu.

Dirinya memaparkan, warga senantiasa menjaga keseimbangan ekosistem, terutama keberadaan pohon-pohon besar agar telaga tetap terjaga. “Beberapa tahun yang lalu ada penanaman dua pohon baru di sebelah utara telaga, sehingga sekarang terdapat sekitar 10 pohon seperti Pohon Bulu, Ipik dan Bibis,” jelasnya.

Di dalam upaya mejaga lingkungan, masyarakat masih melakukan tradisi kenduri warisan nenek moyang. Prosesi dilaksanakan di pinggir telaga setiap tahun sekali menjelang musim penghujan tiap hari pasaran Rabu Pon. Sumarwanto menjelaskan, makna tradisi kenduri atau sedekah telaga sebagi wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas manfaat yang diberikan melalui telaga sekaligus memohon agar telaga tetap terjaga dan lestari. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar