GUNUNGKIDUL, (KH),– Setidaknya ada 10 kapanewon di Gunungkidul berisiko mengalami bencana hidrometeorologi selama musim hujan tahun ini. Guna mengantisipasi bencana yang dipengaruhi cuaca tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul melakukan sejumlah tindakan kesiapsiagaan.
“Salah satunya dengan melakukan pemetaan wilayah rawan bencana,” kata Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Gunungkidul, Agus Wibawa belum lama ini.
Berdasar kategori jenis bencana, pihaknya telah memetakan wilayah-wilayah tersebut. Untuk bencana banjir dari luapan Sungai Oya berpotensi terjadi di Semin, Ngawen, Patuk, Playen, dan Panggang.
“Bencana banjir genangan berisiko terjadi di Playen, Wonosari, Semanu, dan Karangmojo,” rinci Agus.
Sementara itu, untuk kategori jenis bencana longsor berisiko terjadi di zona Batur Agung, seperti Nglipar, Ngawen, Semin, Patuk dan Gedangsari.
Agus menambahkan, tindakan antisipatif yang lain tdiantaranya dengan menyiapkan Tim Reaksi Cepat (TRC) Sebanyak 24 personel. Di luar itu, seluruh Desa Tangguh Bencana (Destana) juga sudah disiapkan. Paling tidak telah dilakukan sosialisasi, baik kepada relawan Destana dan masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana.
Dalam kesempatan berbeda, Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Gunungkidul, Sapto Wibowo menyampaikan, anggaran penanggulangan bencana sudah disiapkan sejak awal 2020.
“Ada dana sekitar Rp 120 juta untuk penanganan kedaruratan. Sekitar Rp 60 juta untuk penggunaan ekskavator dan Rp 60 juta lagi untuk belanja logistik. Dana tersebut diperuntukkan untuk situasi darurat, seperti kekeringan,” katanya. (Kandar)