Toko Pusat Perbelanjaan Di Desa Layani Kebutuhan Hajatan Bayar Belakangan

oleh -2513 Dilihat
oleh
Toko Wulan, Wonosari, melayani kebutuhan hajatan bayar dibelakang. KH/ Kadar
Toko Wulan, Wonosari, melayani kebutuhan hajatan bayar dibelakang. KH/ Kadar
Toko Wulan, Wonosari, melayani kebutuhan hajatan bayar dibelakang. KH/ Kandar

WONOSARI, (KH)— Pelayanan terbaik selalu diupayakan oleh warung/ toko penyedia kebutuhan pokok kepada pelanggannya.  Hal tersebut bertujuan untuk menjaga hubungan baik agar pelanggan tidak pindah ke toko lain ketika membeli segala kebutuhan.

Salah satunya dengan memberikan layanan kepada masyarakat yang sedang menyelenggarakan hajatan. Dengan perjanjian sebelumnya, warga yang sedang menggelar hajatan dipersilahkan mengambil segala kebutuhan terlebih dahulu, baru setelah hajatan selesai, barulah semua kebutuhan tersebut dibayar.

Seperti diketahui, hajatan warga berupa pernikahan, sunatan, syukuran, mendoakan leluhur dan lainnya seringkali melibatkan banyak orang,  baik tetangga, kerabat dan sanak saudara, sehingga membutuhkan sajian masakan yang tidak sedikit.

Kebutuhan berupa beras, minyak goreng, gula, mie, berbagai bumbu, sayuran dan lai-lain, tidak selalu mampu dibayar tunai oleh pemilik hajat. Sehingga seolah menjadi suatu kebiasaan dengan prinsip saling percaya toko kelontong memberikan kelonggaran untuk membayar belakangan.

Seperti halnya yang dilakukan Toko Wulan di Baleharjo, Wonosari ini, dengan dasar saling membantu serta demi menjaga agar pelanggan tidak berpindah ke toko lain, bersedia melayani kebutuhan hajatan dengan pembayaran dibelakang sudah dilakukan sejak toko berdiri.

“Tidak hanya bagi tetangga sekitar, sekiranya sudah terbiasa belanja ke sini atau sudah kenal biasanya kita layani, semenjak berdiri sudah ada puluhan tahun ” kata Wulan pemilik toko, Jum’at, (22/1/2016).

Mengenai capaian jumlah uang tiap belanja kebutuhan hajatan masyarakat berbeda-beda, tidak selalu karena mereka tidak mampu membayar terlebih dahulu, tetapi, lanjut Wulan, jumlah kebutuhan hajatan seringkali tidak sama persis dengn prediksi sebelumnya, sehingga masih berulang kali kembali berbelanja.

“Maka supaya tidak bolak balik bayar, lebih memilih bayar sekali jika sudah selesai. Jumlahnya tergantung besar kecilnya hajatan, selalu beda-beda tetapi rata-rata selalu diatas Rp. 5 juta,” tambahnya.

Diungkapkan, hal tersebut dipertahankan juga sebagai upaya untuk bersaing dengan toko modern yang tidak memiliki layanan itu. Secara umum toko kelontong di desa-desa yang menjadi central masyarakat berbelanja sangat terbuka dengan model layanan seperti ini. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar