WONOSARI, (KH)— Terdapatnya sumber air bawah tanah di wilayah Desa Pulutan, Tepatnya di Padukuhan Temu benar-benar dapat diandalkan. Keberadaannya dimanfaatkan petani di sebagian Desa Pulutan dan Wilayah Playen untuk mengaliri sawah.
Selain memang mengandalkan hujan, adanya sumur dapat mengantisipasi tidak stabilnya curah hujan, bahkan untuk suplai air ketika petani menghendaki penanaman padi yang ke dua kalinya. Warga yang memanfaatkan sumber air ini diwadahi dalam kelompok Petani Pemakai air (P3A) Sumber Rezeki.
Salah satu pengelola sumur Bor warga setempat, Sutadi, menyebutkan, sumur yang telah dibangun oleh Pemerintah sejak 1970-an ini hingga kini masih dapat diandalkan. “rata-rata debit air 35-40 liter per detik, awalnya sistem pompa manual/ tangan, kemudian diganti pompa mesin,” jelasnya, Minggu, (22/5/2016).
Sumur bor ini mampu mengairi sekitar 50 Hektar sawah petani, sistem pembagian aliran air dibagi kedalam blok-blok berdasarkan hari. Sedangkan besaran biaya pengguna air dihitung dalam satuan jam, satu jam aliran petani membayar Rp. 60 ribu.
“Saluran air/ parit utama terdapat di kanan kiri jalan menuju wilayah Playen yang membelah persawahan itu. Dari saluran induk itu dibuat pintu-pintu air yang kemudian menyasar ke petak-petak sawah petani,” imbuh Tadi.
Ada petugas terjadwal yang membagi air sesuai permintaan, membuka dan menutup saluran air atau biasa disebut pintu gejlik. Hal ini dikarenakan permintaan petani tidak selalu sama, ada yang meminta dalam hitungan puluhan menit saja atau hingga satu jam bahkan lebih.
Selain padi, di areal sawah ini juga sebagai penghasil sayuran yang dipasok ke Pasar Wonosari dan Playen. Beberapa jenis yang dihasilkan diantaranya Sawi, Kangkung, Kacang Panjang, dan Bawang merah pada musim tertentu.
“Sebenarnya pada blok sawah yang terendah dapat tiga kali panen padi dalam setahun, tetapi petani mempertimbangkan adanya serangan burung dan hama apabila menanam padi sendirian,” kata Tadi lagi.
Disampaikan pula, P3A Sumber Rejeki berencana membuat saluran air ke rumah dan pemukiman penduduk, keinginan ini masih sebatas hasil musyawarah beberapa pertemuan terakhir, pasalnya untuk mewujudkannya membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
“Ini mesin baru debit air bisa naik, memang ada rencana membuat saluran ke pemukiman, soalnya beberapa sumur warga yang dekat dengan sumur bor terkadang surut apabila intensitas penggunaan sumor bor tinggi, kemungkinan ikut tersedot,” pungkas Tadi. (Kandar)