PATUK,(KH) — Kecamatan Patuk berencana untuk menjadikan tanaman bunga berambangan (Amaryllis) sebagai ikon Kecamatan Patuk. Hal tersebut dikatakan oleh Camat Patuk Haryo Ambar Suwardi.
“Bunga tersebut sangat banyak di sini, kita akan menjadikannya sebagai ikon daerah,” kata Haryo Ambar, Kamis (4/12/14).
Bunga berambangan diketahui tumbuh subur di Desa Salam Patuk. Saat ini warga Patuk mulai giat menanam di sepanjang jalan raya Patuk. “Selain warnanya yang indah, juga mendatangkan berkah bagi warga sekitar, karena laku keras dijual,” ujarnya.
Haryo mengaku, di sebagian tempat sudah merintis untuk penanaman bunga tersebut sejak beberapa minggu yang lalu. Akan tetapi keindahan bunga tersebut baru dapat dinikmati pada musim kembang tahun depan.
Bunga berwarna orange cerah tersebut rencananya akan diberi nama Puspa Patuk dan akan dijadikan sebagai salah satu ikon baru di Kecamatan Patuk. “Dari hasil keputusan bersama, kami sepakat bunga tersebut diberi nama Puspa Patuk,” katanya.
Lebih lanjut Haryo menambahkan, mekarnya bunga berambangan yang hanya dapat dilihat satu tahun sekali, justru menjadikan daya tarik tersendiri dalam menarik perhatian wisatawan. Beberapa kelompok tani juga telah mengembangbiakan guna menjaga kelestarian bunga tersebut. “Potensinya sangat besar, meski hanya berbunga setahun sekali. Perlu dilakukan pengembangan, salah satunya dengan menjadikannya sebagai ikon daerah,” imbuh Hariyo
Tak hanya itu saja, Haryo menuturkan, bunga tersebut dapat menarik wisatawan yang datang ke Gunungkidul untuk singgah sebentar di Kecamatan Patuk. Hal ini diharapkan mampu berimbas pada UKM jajanan pasar yang berada di Patuk. “Kalau ada wisatawan yang singgah, bukan tidak mungkin produk jajanan pasar ikut laku,” tuturnya.
Haryo berharap, agar masyarakat mampu menjaga dan melestarikan bunga tersebut . “Bunga tersebut banyak diminati oleh wisatawan, mari kita budidayakan agar hasilnya juga terasa untuk masyarakat,” tutup Haryo. (Atmaja/Tty)