GUNUNGKIDUL, (KH),– Pusat Rehabilitasi (Pusrehab) YAKKUM menyelenggarakan kegiatan Talk Show dan Nonton Bareng (Nobar) Film pendek ‘Inklusif Berekspresi’ yang mengangkat isu kesehatan mental di kalangan anak muda. Kegiatan tersebut berlangsung di Warung Makan Mbok Seneng, Kalurahan Siraman, Kapanewon Wonosari, Gunungkidul.
Project Monitoring, Evaluation, and Learning Program ASIK, Vitta Ratna Dewi, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program ASIK (Aksi Sehat Jiwa, Inisiatif, dan Kontribusi Anak Muda) yang dielenggarakan di kalurahan Siraman. Sebelum kegiatan nonton film dan talk show digelar, Yakkum terlebih dahulu menggandeng anak muda Kalurahan Siraman untuk melakukan sejumlah kegiatan diantaranya sosialisasi dan edukasi mengenai kesehatan mental.
Edukasi diwarnai pembuatan film pendek. Film tersebut menjadi media ekspresi dan suara anak muda dalam menyampaikan pesan mengenai isu kesehatan mental. Menurut Vitta, metode kegiatan “bermedia” dipilih karena dinilai relevan dengan dunia anak muda saat ini. Melalui media film, isu kesehatan mental dapat disampaikan dengan cara yang lebih dekat, kreatif, dan mudah diterima oleh mereka.
“Program ASIK ini baru pertama kali dilaksanakan bersama anak muda atau Karangtaruna di Kalurahan Siraman. Selanjutnya, secara bertahap akan dilaksanakan di kalurahan lain serta di sekolah setingkat SMA dan SMK di Gunungkidul,” jelasnya.
Ia menambahkan, hasil dari kegiatan ini akan dijadikan bahan advokasi kepada pemerintah daerah, agar melalui organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, perhatian terhadap isu kesehatan mental anak muda bisa lebih ditingkatkan.
Berdasarkan hasil survei, Kabupaten Gunungkidul menempati peringkat kedua di Daerah Istimewa Yogyakarta untuk kasus yang berkaitan dengan kesehatan mental. “Perkara ini perlu menjadi perhatian serius. Program ini berada dalam tahapan promotif dan preventif untuk menanggulangi risiko kasus kesehatan mental,” ujar Vitta.
Ketua Karangtaruna Kalurahan Siraman, Heri Santosa, menyambut baik pelaksanaan program pendampingan dari Pusrehab Yakkum. Menurutnya, kesadaran terhadap pentingnya kesehatan mental perlu terus ditumbuhkan di kalangan anak muda. “Sebagai pemuda, sudah semestinya kami turut aktif berperan terhadap isu sosial dan kesehatan mental di lingkungan tempat tinggal. Karangtaruna boleh berprestasi di luar yang jangkauannya yang lebih luas, tetapi keberadaannya juga diharapkan tetap punya kontribusi bagi tanah kelahirannya,” kata Heri.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh aktivis perempuan dan penulis, Kalis Mardiasih, yang turut terlibat dalam sesi talk show. Ia mengaku terkesan dengan dua film yang ditayangkan, masing-masing berjudul “Pilihan” dan “Srawung”. Kedua film tersebut menurutnya menjadi jembatan dan media ekspresi anak muda dalam menyuarakan isu kesehatan mental.
Kalis menjelaskan, film Pilihan menggambarkan anak muda yang dihadapkan pada dilema dalam menentukan karier atau pekerjaan. “Film ini menunjukkan bahwa anak muda perlu diberi ruang untuk menentukan jenis pekerjaan sesuai minat dan bakatnya sendiri, tanpa harus ditekan atau diarahkan secara berlebihan oleh orang tua maupun lingkungan. Menentukan pilihan hidup sendiri adalah hak yang perlu dihormati. Jika tidak, ancaman gangguan kesehatan mental bisa saja muncul,” ujarnya.
Sementara film Srawung menampilkan gambaran aktivitas yang dapat mendukung kesehatan mental. Menurut Kalis, kegiatan bersosialisasi dan berinteraksi seperti yang digambarkan dalam film tersebut dapat menjadi jembatan untuk mengatasi berbagai persoalan mental yang dialami anak muda.
Melalui kegiatan yang mencakup pelatihan; dukungan teman sebaya; kampanye anti stigma; aktivitas positif: olahraga, seni, budaya dan penguatan organisasi, Pusrehab Yakkum berharap kesadaran akan pentingnya kesehatan mental semakin tumbuh di kalangan generasi muda. Pendekatan kreatif melalui media dan film diharapkan mampu membuka ruang dialog yang lebih luas serta mendorong lahirnya aksi-aksi nyata dalam menjaga kesehatan jiwa di lingkungan masyarakat.







