GUNUNGKIDUL, (KH) — Menyusul kasus keracunan massal yang menimpa 695 siswa di Kapanewon Saptosari, jajaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul bersama Komandan Kodim 0730 Gunungkidul melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Kegiatan ini bertujuan memastikan operasional dapur sehat berjalan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku.
Komandan Kodim 0730 Gunungkidul, Letkol Inf Roni Hermawan, mengatakan bahwa pihaknya melakukan sidak di beberapa dapur sehat di wilayah Wonosari dan Playen pada Jumat lalu. Dari hasil pengecekan, ditemukan sejumlah hal yang dinilai belum memenuhi standar kebersihan dan perlu segera diperbaiki.
“Salah satu temuan kami antara lain saluran air yang mampet serta ventilasi dapur yang terbuka tanpa pelindung. Kondisi seperti ini memungkinkan lalat masuk ke area masak, yang jelas berpotensi menimbulkan kontaminasi. Apalagi saat ini memasuki musim penghujan, maka perbaikan harus segera dilakukan,” jelas Roni Hermawan, Minggu (2/11/2025).
Selain itu, di salah satu dapur wilayah Playen ditemukan saluran pembuangan air limbah tersumbat oleh sisa makanan kering. Kondisi tersebut menyebabkan genangan air dan bau tidak sedap yang berisiko menjadi sarang bakteri. Di dapur lain di wilayah Wonosari, jalur pembuangan air bahkan melintasi area kerja utama, yang dinilai sangat berisiko terhadap higienitas makanan.
“Yang kami tekankan adalah penerapan dan pengawasan kebersihan dapur. Kepala dapur memiliki tanggung jawab utama untuk memastikan setiap bahan mentah, proses pengolahan, hingga distribusi makanan benar-benar aman dikonsumsi oleh siswa,” tegas Dandim.
Ia menambahkan, seluruh temuan di lapangan diharapkan segera ditindaklanjuti dengan perbaikan agar tidak menimbulkan kejadian serupa di masa mendatang. Meski demikian, pihaknya juga memberikan apresiasi kepada dapur yang telah menerapkan standar kebersihan dan distribusi makanan dengan baik.
“Kepala dapur harus jeli dan terus melakukan pengawasan dalam setiap tahap, mulai dari sortir bahan, proses memasak, hingga pendistribusian. Kasus di Saptosari menjadi peringatan keras agar aspek pengawasan dan higienitas benar-benar diperhatikan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Roni menyampaikan bahwa pihak pendamping dan Badan Gizi Nasional (BGN) akan melakukan pengecekan rutin di setiap SPPG sebagai langkah evaluasi dan pengendalian kualitas.
Sementara itu, Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, menegaskan bahwa insiden keracunan massal di Saptosari menjadi evaluasi penting bagi semua pihak, terutama pengelola SPPG.
“Program ini pada dasarnya sangat baik dan kami dukung sepenuhnya. Namun, jika di lapangan terjadi hal yang membahayakan, kami tidak bisa tinggal diam karena ini menyangkut keselamatan anak-anak kita,” tegas Endah.
Menurutnya, sidak dan rapat koordinasi yang dilakukan Pemkab merupakan bagian dari fungsi kontrol dan pengawasan terhadap pelaksanaan Program Makan Bergizi (MBG).
“Melalui evaluasi menyeluruh ini, kami berharap program MBG dapat berjalan lebih baik, lebih akurat dalam pelaporan, dan yang terpenting aman dari risiko kesehatan,” pungkas Bupati Gunungkidul.






