
WONOSARI, (KH)— Memperingati Hari Pendengaran Sedunia (Word Hearing Day) yang jatuh pada tanggal 3 Maret 2017 lalu, Komite Daerah (Komda) Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian (PGPKT) Gunungkidul melakukan aksi bakti sosial Bersih-Bersih Telinga.
Kegiatan ini bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Gunungkidul dan Perhimpunan Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Dan Leher (PERHATI-KL) Cabang DIY dan Jateng Selatan serta Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Gunungkidul.
Disampaikan Sekretaris PERHATI-KL, dr Ashadi Prasetyo MSc, Sp. T.H.T.K.L, bakti sosial direncanakan menyasar sedikitnya hampir 500-an siswa SDN Wonosari I. Namun setelah melalui secreening awal yang dilakukan sebelumnya, jumlah siswa yang mendapat tindakan pemeriksaan dan pembersihan alat indera pendengaran atau telinga jauh lebih sedikit dari target awal.
“Harapannya generasi penerus yang menderita gangguan penyakit pendengaran jumlahnya menurun, dengan kata lain jumlah penderita dapat terus ditekan,” harap Ashadi disela kegiatan, Sabtu, (1/4/2017). Dalam kegiatan tersebut terlibat sedikitnya 30-an dokter spesialis telinga, hidung, tenggorok, bedah kepala dan leher yang berasal dari DIY Jateng.
Sementara itu Ketua Komda PDPKT Gunungkidul, Dr. Ima Dewi Rosmawati M, Sc.Sp, T.H.T.K.L, menambahkan, gangguan pendengaran pada anak akan mengakibatkan gangguan komunikasi sehingga dapat menyebabkan gangguan penyerapan ilmu pengetahuan sehingga pada saat dewasa akan sulit bersosialisasi, seperti contohnya sulit dalam mencari pekerjaan.
“Fakta lain menyatakan bahwa sebagian besar rakyat Indonesia akan mengalami gangguan pendengaran dan ketulian jika tidak segera dicegah,” ungkap Ima.
Adanya kegiatan pemeriksaan telinga secara gratis tersebut tak disia-siakan oleh guru SDN Wonosari I. Mereka tidak ketinggalan ikut melakukan pemeriksaan. “Sekalian ikut periksa, kalau di dokter spesialis biayanya mahal,” ujar Ismi salah satu guru. (Kandar)