Perantau Lebih Memilih Pasar Tradisional

oleh -2102 Dilihat
oleh

WONOSARI, kabarhandayani.– Perantau lebih memilih berbelanja di pasar Tradisional dari pada ke pasar modern. Selain faktor harga yang miring, mereka juga ingin bernostalgia, alasan tersebut yang membuat perantau lebih tertarik untuk berbelanja di pasar tradisional.
Terpantau di beberapa pasar tradisional Kabupaten Gunungkidul, terlihat ramai dikunjungi oleh perantau yang ingin berbelanja kebutuhan bahan pokok menjelang lebaran. Hal ini dikarenakan perantau merasa kangen dengan situasi di dalam pasar saat berbelanja di pasar tradisional. Menurut sejumlah perantau lapak-lapak pasar Tradisional sangat khas. Penjual menggelar barang dagangannya dengan cara lesehan.
Dari pantauan KH, di pasar Desa Sodo dan Paliyan terlihat ramai dikunjungi para pembeli salah satu pembeli Aryanti (56) Perantau asal Bandung Jawa barat, mengungkapkan ia lebih memilih berbelanja di pasar tradisional karena ia selalu ingin mengenang saat ia berbelanja bersama ibunya saat masih tinggal di Desa.
“Walaupun ibu sudah tiada namun saat berbelanja di pasar tradisional ini mengingatkan saya ketika dahulu berbelanja bersama dengan ibu,” katanya, Minggu (27/7/14).
Memang sebagian perantau selalu mencari moment khusus saat mereka sudah tiba di tempat kelahirannya, karena memang moment sederhana yang telah Ia jalani dahulu tidak bisa tergantikan dan selalu diingat saat mereka menjalani kehidupan di kota. Perantau berharap pasar tradisional tetap dijaga dan tidak terkikis oleh pasar modern yang sudah marak terlihat di pedesaan.
“Ternyata pasar modern sudah banyak ditemui di pedesaan, semoga pemerintah tetap mempertahankan pasar tradisional yang juga terdapat nilai keaslian tiap daerah,” imbuh Aryanti.
Seperti halnya Aryanti, Siska (42) perantau asal Jakarta terlihat sibuk berbelanja di pasar tradisional Paliyan, Siska memaparkan berbelanja di pasar tradisional merupakan hal yang mengasikkan karena ia bisa kontak langsung dengan pembuat atau yang memproduksi langsung barang dagangannya.
“Disamping harganya yang miring, pembeli juga bisa berinteraksi langsung dengan yang membuat atau yang memproduksi. Seperti sayuran, yang menjual sayuran ini adalah petaninya langsung jika di pasar besar kan sudah tangan ke dua, juga untuk kesegarannya masih terjamin di pasar tradisional,” paparnya saat berbelanja di pasar tradisional Paliyan. (Atmaja/Hfs)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar