WONOSARI, kabarhandayani.– Pentas seni tari dan musik campursari yang digelar pada pukul 19.00 WIB hingga 23.00 WIB, Rabu (3/9/2014) mendapat sambutan yang luar biasa dari warga masyarakat Gunungkidul. Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) yang digelar di bekas Terminal Wonosari Gunungkidul ini menjadi pesta rakyat yang dapat dinikmati oleh semua orang.
Heri Nugroho, koordinator pawai dan pentas seni menjelaskan, 4 kesenian yang tampil yaitu dari Sanggar Satria Wonosari, Sanggar Anggreni Wonosari, Sanggar Sekarmoyo Karangrejek, dan ditutup dengan Campursari Sido Rukun dengan penyanyi Dimas Tejo dan kawan-kawan.
Antusiasme masyarakat nampak dari banyaknya orang yang memadati depan panggung hiburan. Masing-masing mengambil posisi ternyaman dengan duduk bersila beralaskan aspal dengan membawa bekal bersama keluarga untuk menikmati pertunjukkan yang disajikan. Pemandangan di depan panggung menunjukkan tidak adanya batas strata sosial dan semua orang nampak nyaman dan terhibur.
Fatah (47), warga Baleharjo yang menonton FKY bersama keluarganya mengaku senang dengan adanya berbagai kesenian yang tampil dalam gelar FKY. “Sangat bagus, bisa menjadi hiburan bagi kita yang dari kalangan bawah,” jelasnya.
Bukan hanya warga kawasan Wonosari saja yang menyaksikan FkY Gunungkidul, Jarwadi (40), pengunjung asal Paliyan ini mengaku bangga dengan berbagai kesenian yang ditampilkan di FKY. “Selain menjadi hiburan bagi masyarakat, FKY juga mengenalkan keragaman budaya Gunungkidul kepada masyarakat,” tandasnya.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Adi Nugroho (37), pengunjung asal Nglipar yang sengaja datang untuk mendokumentasikan kesenian yang ditampilkan di FKY. “Ingin mendokumentasikan, nanti mau saya share di media sosial. Biar banyak orang semakin tahu dengan berbagai kesenian di Gunungkidul yang sangat luar biasa dan layak untuk dilestarikan,” katanya.
Sementara itu, salah satu pegiat seni dari Sanggar Sekarmoyo, Gema Fajar Aryanti (17) yang menampilkan tari Golek Ayun-Ayun menyatakan kepuasannya saat ia mampu menghibur dan membuat orang terkesima dengan seni. Menurut siswa kelas 3 SMKI ini, seni yang ditampilkan di FKY sebagai sarana pendidikan dan memberikan pengetahuan kepada khalayak umum untuk tetap melestarikan kesenian daerah.
Gadis yang sudah terbiasa tampil dalam acara FKY sejak satu tahun lalu ini menjelaskan, FKY ini juga menjadi sarana untuk mengajak anak-anak kecil mencintai budaya. Pasalnya, saat ini banyak anak-anak yang kurang tertarik dengan kesenian daerah.
“Harapannya kegiatan seperti ini terus berlanjut dan menginspirasi banyak orang untuk belajar seni. Kalau saya pribadi ingin sekali nanti dapat meneruskan pendidikan ke jurursan seni tari dan dapat melanjutkan sanggar,” harapnya. (Mutiya/Jjw).
Heri Nugroho, koordinator pawai dan pentas seni menjelaskan, 4 kesenian yang tampil yaitu dari Sanggar Satria Wonosari, Sanggar Anggreni Wonosari, Sanggar Sekarmoyo Karangrejek, dan ditutup dengan Campursari Sido Rukun dengan penyanyi Dimas Tejo dan kawan-kawan.
Antusiasme masyarakat nampak dari banyaknya orang yang memadati depan panggung hiburan. Masing-masing mengambil posisi ternyaman dengan duduk bersila beralaskan aspal dengan membawa bekal bersama keluarga untuk menikmati pertunjukkan yang disajikan. Pemandangan di depan panggung menunjukkan tidak adanya batas strata sosial dan semua orang nampak nyaman dan terhibur.
Fatah (47), warga Baleharjo yang menonton FKY bersama keluarganya mengaku senang dengan adanya berbagai kesenian yang tampil dalam gelar FKY. “Sangat bagus, bisa menjadi hiburan bagi kita yang dari kalangan bawah,” jelasnya.
Bukan hanya warga kawasan Wonosari saja yang menyaksikan FkY Gunungkidul, Jarwadi (40), pengunjung asal Paliyan ini mengaku bangga dengan berbagai kesenian yang ditampilkan di FKY. “Selain menjadi hiburan bagi masyarakat, FKY juga mengenalkan keragaman budaya Gunungkidul kepada masyarakat,” tandasnya.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Adi Nugroho (37), pengunjung asal Nglipar yang sengaja datang untuk mendokumentasikan kesenian yang ditampilkan di FKY. “Ingin mendokumentasikan, nanti mau saya share di media sosial. Biar banyak orang semakin tahu dengan berbagai kesenian di Gunungkidul yang sangat luar biasa dan layak untuk dilestarikan,” katanya.
Sementara itu, salah satu pegiat seni dari Sanggar Sekarmoyo, Gema Fajar Aryanti (17) yang menampilkan tari Golek Ayun-Ayun menyatakan kepuasannya saat ia mampu menghibur dan membuat orang terkesima dengan seni. Menurut siswa kelas 3 SMKI ini, seni yang ditampilkan di FKY sebagai sarana pendidikan dan memberikan pengetahuan kepada khalayak umum untuk tetap melestarikan kesenian daerah.
Gadis yang sudah terbiasa tampil dalam acara FKY sejak satu tahun lalu ini menjelaskan, FKY ini juga menjadi sarana untuk mengajak anak-anak kecil mencintai budaya. Pasalnya, saat ini banyak anak-anak yang kurang tertarik dengan kesenian daerah.
“Harapannya kegiatan seperti ini terus berlanjut dan menginspirasi banyak orang untuk belajar seni. Kalau saya pribadi ingin sekali nanti dapat meneruskan pendidikan ke jurursan seni tari dan dapat melanjutkan sanggar,” harapnya. (Mutiya/Jjw).