“Metodenya dengan menjamin ketersediaan air sebagai antisipasi terjadinya kekeringan, sehingga tanaman tetap dapat menghasilkan. Bahkan jika memungkinkan diupayakan menjadi 3 kali tanam dalam satu tahun. Misalkan dengan pola: padi-palawija-palawija atau padi-padi-palawija atau bahkan padi-padi-padi,” beber Bambang belum lama ini.
Salah satu realisasi program OPLA, sekitar sepekan lalu dimulai pembangunan dam parit dan perpompaan di Dusun Tegalrejo, Sidorejo, Ponjong. Program tersebut diperuntukkan bagi Kelompok Tani (Poktan) Mekar Rejo serta masyarakat di wilayah setempat.
Begitu juga dengan pembangunannya, dilakukan secara swakelola oleh kelompok tani atau Gapoktan penerima program. Menandai kegiatan pembangunan dilaksanakan secara simbolis peletakan batu pertama dan dilanjutkan sarasehan bersama Wakil Bupati Gunungkidul, Heri Susanto.
Heri Susanto berharap, kegiatan dapat dilaksanakan sebaik mungkin serta segera diselesaikan agar kemanfaatannya cepat dirasakan para petani.
Heri menyebutkan, semua stake holder baik OPD terkait maupun pihak swasta, serta para petani dapat berperan serta memberikan kontribusi melalui berbagai bentuk upaya sehingga petani di Gunungkidul semakin maju, mandiri dan modern kemudian berimbas pada peningkatan pendapatan.
Heri mendorong agar petani ke depan menerapkan metode pertanian terpadu, yakni berupa integrasi ternak, tanaman pangan, tanaman hortikultura, pengolahan hasil dan semua subsektor pendukung sehingga pertanian lebih terlihat geliatnya.
Senada dengan Bambang, Heri meminta agar para petani memanfaatkan keberadaan dam parit dan perpompaan guna peningkatan produksi pertanian. (Kandar)