Musim Kemarau Belalang Sulit Dicari

oleh -
oleh
iklan dprd
PALIYAN, kabarhandayani— Musim kemarau membuat belalang di sebagian wilayah Gunungkidul sulit ditemui. Hal ini membuat para pencari belalang di Kecamatan Paliyan harus lebih ekstra dalam mencari belalang. Seperti Warjono, warga Kepek Saptosari, harus mencari belalang dari pukul 06.00 hingga pukul 13.00 WIB untuk mendapatkan 200-an belalang.
“Sekarang sangat sulit mencari belalang harus jeli betul. Ditambah musim kemarau membuat belalang makin sulit dicari,” katanya kepada KH, Sabtu (13/09/2014).
Bambu panjang lengkap dengan jaringnya dibawa untuk bergerilya menyusuri daerah Paliyan. Panas terik sinar Matahari tidak membuat semangatnya kendur.
“Namanya juga kerja di tengah alas, ya panas letih sudah menjadi makanan setiap bekerja,” ungkapnya.
Bapak dua orang anak ini mengaku, setiap hari harus mencari belalang guna mencukupi kebutuhan rumah tangganya. Dalam sehari Warjono mendapatkan hasil yang tidak tentu. Kadang dalam seharinya mendapat Rp 80 ribu, pernah juga hanya mendapat Rp 30 ribu.
“Karena saat ini belalang susah dicari, maka saya menjual setiap. Satu renteng berisi 15 belalang dijual Rp 10 ribu,” ujarnya.
Untuk belalang yang dicarinya adalah jenis belalang kayu yang biasa hinggap di pepohonan jati. Ia menjelaskan musim kemarau seperti ini banyak belalang yang sedang bertelur yang membuat belalang tersebut susah ditemui.
“Rasanya lebih enak belalang saat musim kemarau dari pada belalang yang ada saat musim hujan,” jelasnya.
Menjadi seorang pencari belalang harus dilakukannya, karena ia merasa dengan bertani belum bisa menutup kebutuhan keluarganya.
“Apalagi anak saya masih sekolah semua. Agar kebutuhan mereka dalam belajar dapat tercukupi, saya rela panas-panasan demi kedua anak saya,” tutur penjual belalang yang selalu berjualan di Puslatpur Paliyan tersebut.
Warjono menjelaskan, untuk mendapatkan belalang ia harus mencari ke daerah Surulanang Paliyan. Itupun harus mencarinya dengan teliti. Setiap liburan seperti hari ini, ia mengaku dagangannya selalu laris terjual.
“Banyak wisatawan yang berasal dari luar kota yang selalu mampir untuk membeli belalang,” jelasnya.
Lebih lanjut ia mengungkapkan semua pekerjaan tersebut tidak membuatnya menggerutu atau mengeluh, karena sebagai seorang kepala keluarga wajib memberi nafkah kepada anggota keluarganya. “Berapapun hasilnya dan bagaimanapun keadaannya saya tetap bersyukur kepada Yang Maha Esa,” tandasnya.(Atmaja/Tty)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar