Merawat Tradisi Kirab Pusaka dan Kuras Gentong Di Desa Pengkol

oleh -1490 Dilihat
oleh
Kirab pusaka dan jamasan serta kuras Gentong di Desa Pengkol, Kecamatan Nglipar. KH

GUNUNGKIDUL, (KH),– Tradisi leluhur saat tiba 1 Suro atau 1 Muharram masih dipegang teguh, dirawat serta lestarikan dengan baik oleh masyarakat Desa Pengkol, Kecamatan Nglipar, Kabupaten Gunungkidul.

Selasa, (11/09) sesepuh, tokoh adat bersama masyarakat di Desa Pengkol menggelar tradisi warisan nenek moyang, yakni kirab dan jamasan pusaka. Kirab pusaka dimulai dari rumah budaya menuju Plipah Ki Damar Jati di desa setempat.

Ketua penyelenggara kirab dan jamasan pusaka, Puryanto mengatakan, selain sebagai upaya pelestarian tradisi budaya yang adiluhung, ritual tersebut juga merupakan wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

“Kirab serta jamasan pusaka telah menjadi agenda rutin dalam enam tahun terakhir setiap 1 Sura,” ujarnya.

Disebutkan, ada empat pusaka milik warga serta satu pusaka milik Desa Pengkol yang dibawa pada prosesi kirab. Diantaranya; Tombak Koro Welang, Tombak Kyai Umbul Katon, Payung Agung dan Cemethi Pamuk.

Setelah pusaka tiba di lokasi tujuan kirab, sesepuh desa menggelar doa bersama masyarakat. Kemudian dilakukan prosesi jamasan yang dilakukan oleh sesepuh desa serta masyarakat umum.

Adapun dalam rangkaian acara turut berlangsung sejumlah kesenian tradisional diantaranya gejog lesung, jathilan, reog, serta atraksi silat.

“Jamasan sebenarnya untuk menjaga kesucian pusaka serta merupakan bentuk penghormatan kepada leluhur. Disamping itu jamasan juga untuk menjaga kebersihan pusaka,” imbuh Puryanto.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Bupati Gunungkidul, Immawan Wahyudi mengaku sangat mendukung setiap kegiatan pelestarian budaya dan tradisi yang ada di Gunungkidul.

“Sebab sesuai dengan visi misi Bupati Gunungkidul, selain mengangkat dunia pariwisata juga melestarikan tradisi dan budaya yang ada,” jelasnya.

Menurutnya selain makna religius, kirab pusaka dan kuras gentong juga terselip tujuan luhur, yaitu untuk menjalin hubungan yang baik antara sesama manusia melalui sikap kekeluargaan dan kegotong royongan dalam karya bersama.

Immawan berharap ritual tradisi tersebut dapat terus dilestarikan oleh masyarakat. Bahkan kelak kaum muda juga harus ikut aktif andil dalam merawat, menjaga serta melaksanakan tradisi yang dimiliki daerah. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar