Makanan Lokal Gunungkidul Makin Bervariasi

oleh -815 Dilihat
oleh

WONOSARI, kabarhandayani.– Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BP2KP) Gunungkidul berkerja sama dengan Tim Penggerak PKK Kabupaten menggelar lomba cipta menu beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA) berbasis sumber daya lokal tingkat Kabupaten, Senin (18/08/2014).
Perlombaan yang berlangsung di Bangsal Sewoko Projo tersebut diikuti oleh 18 Kecamatan yang ada di Kabupaten Gunungkidul. Jumlah peserta sebanyak 54 orang, yang diwakili 3 orang per kecamatannya.
Ketua Panitia Lomba, Fajar Ridwan mengatakan, melalui lomba diharapkan akan tercipta menu-menu makanan yang kreatif, inovatif dan menarik selera dengan cita rasa yang sesuai, yang mampu membangkitkan minat masyarakat Gunungkidul untuk mengkonsumsi makanan non beras yang memenuhi syarat Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA).
Ridwan menjelaskan, lomba ini hendaknya disesuaikan dengan pangan lokal yang dihasilkan dari wilayah masing-masing dan dikreasikan sedemikian rupa, sehingga menghasilkan cita rasa baru yang menarik selera masyarakat.
“Makanan yang diolah harus tetap memperhatikan mutu dan keamanan bahan makanan tersebut serta menurut agama halal untuk dikonsumsi,” katanya.
Ia memaparkan, dalam perlombaan ini tidak dianjurkan menggunakan beras dan tepung sebagai bahan baku, melainkan harus berbahan dasar pangan lokal. Menu perlombaan yang disajikan berupa menu makan sehari-hari serta selingan, yaitu makan pagi, siang dan malam disesuaikan dengan umur anggota keluarga.
“Melalui lomba cipta menu ini, kita mengharapkan dapat diperoleh menu-menu baru yang mengandung unsur pangan B2SA, yang berbasis potensi sumber daya lokal,” tambahnya.
Kepala Bidang Ketahanan Pangan, Mujiyana mengatakan, konsumi beras masyarakat di Kabupaten Gunungkidul dinilai masih tinggi. Dengan jumlah konsumi 150 gram per kapita, atau 20,4 ton per hari dengan jumlah penduduk 680 ribu jiwa.
Melalui lomba, iia berharap, ketergantungan masyarakat pada beras dapat berkurang dan menggantinya dengan produk bahan lokal seperti umbi-umbian, uwi, gembili, tales, savira jagung atau sorgum.
“Pemanfaatan bahan pangan lokal terus kita sosialisasikan melakui PKK, Gapoktan, Wanita Tani agar ketergantungan terhadap konsumsi beras di Gunungkidul dapat menurun,” katanya. (Juju/Hfs)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar