Ketersediaan Pangan di Gunungkidul Aman

oleh -
oleh
Workshop NBM Foto : Gemma
iklan dprd
Workshop NBM Foto : Gemma
Workshop NBM Foto : Gemma

WONOSARI, (KH)— Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BP2KP) menyelenggarakan workshop Neraca Bahan Makanan (NBM) di kantor Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Gunungkidul. Acara  dilaksanakan pada hari  Selasa 23/12/2014 dihadiri perwakilan dari Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Perkebunan dan Kehutanan, Dinas Peternakan, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Gunungkidul.

Neraca Bahan Makanan (NBM) ini disusun secara rutin untuk mengetahui tingkat ketersediaan pangan suatu wilayah. NBM di Kabupaten Gunungkidul disusun oleh Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BP2KP) bekerja sama dengan instansi lain seperti Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Peternakan, Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Dinas Kelautan dan Perikanan serta Kantor Statistik.Narasumber untuk Workshop NBM ini antara lain Ir. Astuti Adiyati Msi selaku Sekretaris BP2KP, Drs Agus Handriyanto, MM Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Gunungkidul, dan Suwarto Staff dinas TPH.

Menurut Astuti, selaku Sekretaris BP2KP,tujuan diadakan workshop  adalah untuk menyampaikan bahwa ketahanan pangan  menjadi urusan wajib. “Ketahanan pangan itu terdiri dari tiga subsistem ketersediaan pangan, bagaimana ketersediaan pangan di Gunungkidul,posisinya berada di mana. Kesediaan pangan itu bisa terdiri dari impor,produksi dalam negeri ,sistem distribusi pangan, kemampuan masyarakat  untuk membeli pangan,ada atau tidak adanya stok pangan di kota maupun di desa, kemudian dari segi konsumsi.” ungkapnya.

“Pangan tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan makan tapi harus memenuhi persyaratan khususnya dari segi beragam, bergizi, mutu dan seimbang. Dari situ kita membuat analisa bagaimana  ketersediaan pangan di Gunungkidul khususnya dapat tercukupi.” tambahnya.

iklan golkar idul fitri 2024

Dari segi konsumsi asupan makanan, istilah analisanya pola pangan harapan, melalui NBM posisi yang direkomendasi oleh Nasional adalah angka kecukupan Gizi  untuk makan  harus ada energi dan protein. Menurut angka kecukupan gizi yang dianjurkan, kesediaan pangan standarnya adalah 2400 kilo/perhari. Sedangkan untuk proteinnya 60 gram/perkapita/hari.

“Setelah dianalisa hasilnya melalui produksi, impor, dan sebagainya, hasil untuk energi itu sudah 3300 kilo kalori perkapita/perhari. Sedangkan untuk proteinnya sudah mencapai 105 gram/perkapita/perhari. Dilihat dari angka tersebut, pencapaian untuk tahun ini sudah melebihi standar atau rekomendasi yang telah ditetapkan. Sehingga ketersediaan pangan di Gunungkidul dapat dikatakan cukup aman,” ujar Astuti.

Kemudian Astuti menambahkan bahwa dari segi konsumsi, asupan makanan ada beberapa indikator yaitu padi-padian,umbi-umbian dan sebagainya. “Pola Pangan Harapan untuk asupan makanan itu menunjukkan skornya sebesar 89, meski idealnya 100, namun angka 89 sudah cukup bagus. Yang kurang adalah konsumsi di protein hewani, dan di sayur-sayuran dan buah. Porsi yang dikonsumsi harus seimbang,” pungkasnya. (Gemma)

 

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar