Kelompok Penyedia Bibit Lobster di Wonosari Ini Kebanjiran Permintaan

oleh -
Darmito menunjukkan bibit Lobster air tawar. (KH/ Kandar)

WONOSARI, (KH),– Danu Yanto warga Pulutan, Wonosari, Gunungkidul mengaku tak menyangka, iseng memelihara Lobster Air Tawar (LAT) atau Freshwater Crayfish mampu mendatangkan Rupiah yang lumayan. Mulanya, ia memelihara 20an lobster pemberian saudaranya.

“Dari 20-an itu, lobster berkembang menjadi banyak. Semula yang dipelihara di akuarium lantas dipindah ke kolam,” kata Sugiyanti istri Danu Yanto belum lama ini.

Melihat perkembangan jumlah binatang air yang biasa hidup alami di rawa dan sungai ini Yanto dibantu istri kemudian intens merawat dan memperbanyak jumlah induk baru. Hal tersebut dilakukan seiring ia tahu harga jual lobster air tawar yang tinggi.

Apa yang dilakukan Yanto kemudian diikuti beberapa tetangga. Alhasil dari induk-induk yang dipelihara dari sekelompok warga menghasilkan banyak burayak. Mereka lantas memasarkannya ke wilayah sekitar.

“Ternyata banyak peminat. Kami kemudian bentuk kelompok Danu Tirto. Selepas itu kami pernah mendapat dukungan pengembangan dari beberapa instansi pemerintah,” kata Darmito salah satu anggota Danu Tirta.

Dari tahun 2012/2013, jumlah pembudidaya semakin bertambah. Saat ini setidaknya 25 warga tergabung menjadi anggota.

“Selain pemeliharaan tergolong cukup mudah, biaya operasional pakan dan perawatan terbilang sedikit. Modal yang dirasa lebih banyak hanya dikeluarkan pembudidaya saat memulai usaha,” terang Darmito.

Calon pembudidaya memerlukan uang lebih besar dari pada operasional yakni saat pembuatan kolam serta prmbelisn perangkat aerotor/ air stone (gelembug udara).

Baca Juga : Produksi Telur Omega-3, Jon Sediakan Bahan Pangan Tinggi Protein Rendah Kolesterol

Pembudidaya dapat memilih media yang hendak digunakan, dapat berupa kolam semen atau kolam fiber (tank).

Darmito mencontohkan, dari 400-500an lobster (jantan dan betina) biaya operasional pakan tak lebih dari Rp 150 ribuan. Hal lain yang menarik dari budidaya lobster air tawar, perawatan tak banyak menyita waktu.

Darmito menunjukkan induk lobster bertelur. (KH/ Kandar)

Sementara itu untuk gambaran hasil, dari satu indukan saja dapat menghasilakn 300-400 telur. Adapun dalam setahun, indukan akan bertelur sebanyak 4-5 kali.

“Kelompok kami dalam sebulan menjual sekitar 5 ribu bibit. Saat ini dibeli pengepul dengan harga Rp 1000-an tiap ekor,” jelas dia.

Dari pengepul, bibit hasil budidaya Danu Tirta akan dijual ke berbagai kota di pulau jawa dan luar jawa.

Selama ini, kelompok tersebut belum menjual lobster untuk kebutuhan konsumsi. Sebab, dalam bentuk anakan saja permintaan masih sulit dipenuhi.

“Saat permintaan tinggi, terkadang terpaksa antri. Kami masih kesulitan memenuhi tingginya permintaan tepat waktu,” tukas Darmito. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar