Kalfis, Camilan Bergizi Inovasi Pemuda Gunungkidul

oleh -7436 Dilihat
oleh
camilan
Rafelino, pemuda Gunungkidul pencipta produk camilan bergizi. (KH)

GUNUNGKIDUL, (KH),– Bisnis tak semata mencari untung. Ungkapan ini pantas disematkan kepada Rafelino Sutan Aghe. Pemuda kelahiran Gunungkidul 14 Mei tahun 2000 ini punya ide bisnis sekaligus ingin membantu peningkatan kesehatan masyarakat. Melalui camilan, Rafelino ingin mendukung pecegahan stunting dan osteoporosis.

Lulusan Prodi Teknologi Hasil Perikanan UGM ini merintis usaha pembuatan camilan yang kaya manfaat dan gizi. Produknya berupa stik rumput laut dan stik berbahan dasar tulang ikan.

Dia mengisahkan, sebelum bikin produk camilan, naluri bisnis memang telah dimiliki sejak usia SD. Waktu duduk di bangku SD pernah jualan binder di sekolah. Rafelino membeli dalam satuan pack, lantas di sekolah dijual eceran tiap lembar.

Menginjak remaja dan kuliah di UGM, bisnis camilan pun dimulai. Berbekal hasil studi di UGM, Rafelino memulai membuat camilan berupa stik berbahan rumput laut dan tulang ikan. Ada beberapa alasan yang dia ungkapkan mengenai pemilihan bahan baku itu.

“Produk camilan ini lahir dengan pertimbangan adanya permasalahan stunting dan osteoporosis yang ada di Gunungkidul. Disisi lain saya melihat sumber daya perikanan di Gunungkidul cukup melimpah, contohnya rumput laut,” ungkapnya, Senin (26/2/2024) saat dihubungi melalui seluler.

Rintis Bisnis Camilan Sekaligus Bantu Petani dan Nelayan

Produk-produk tersebut kaya akan gizi. Sangat baik bagi ibu hamil, anak-anak maupun orang pada umumnya. Sehingga dengan memakan produk yang dia buat, secara lansgung telah memperbaiki asupan gizi yang dibutuhkan tubuh.

Brand Kalfis kemduian dipilih untuk produk yang dia hasilkan. Kalfis yang terdiri dari kata “Kal” akronim dari kalsium dan “fis” merujuk pada ikan. Visi Kalfis yaitu menjadi perusahaan pengolahan perikanan yang dapat membantu menyejahterakan nelayan, petani, dan UMKM hingga menembus pasar internasional.

Bahan baku Kalfis didapatkan dari nelayan, petani, dan UMKM sehingga dapat membantu meningkatkan perekonomian para pelaku usaha dan membuka peluang lapangan pekerjaan.

Sebelum menelurkan produk, beberapa hal sebelumnya ia amati serius. Antara lain kesehatan, permasalahan ekonomi dan juga sumber daya yang ada di Gunungkidul.

Sebelum Kalfis lahir, produk rintisan yang dihasilkan sebelumnya cukup beragam. Ada nuget lele, stik tulang ikan lele, peyek tuna, teri crispy, dan kerupuk setan. Bahkan pada saat pandemi melanda dirinya berjualan jamu bubuk. Akan tetapi respon pasar terhadap produk-produk tersebut belum sesuai yang dinginkan.

Meski gagal pada beberapa produk, ia tak lantas putus asa. Kegigihan dan spiritnya yang selalu menyala akhirnya melahirkan produk Kalfis. Dia pun bersyukur belakangan memproleh pasar yang tak bisa dianggap remeh.

“Jangkauan pemasaran produk Kalfis lebih banyak ke berbagai wilayah di Provinsi DIY. Sudah terjual pula di luar pulau seperti Sumatrea bahkan ekspor hingga ke Turki,” imbuhnya.

Rumput Laut, Bahan Baku Camilan Cukup Melimpah

Lebih jauh disampaikan, rumput laut merupakan makroalga yang bergizi tinggi dan banyak ditemukan di pesisir pantai Gunungkidul. Harga jualnya, 1 Kg rumput laut jenis Ulva lactuca sekitar Rp25.000. Pencari rumput laut masih kesulitan dalam menjual rumput laut segar tersebut. Dengan kata lain permintaan konsumen sangat rendah. Sementara Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu kota tujuan wisata yang selalu ramai oleh wisatawan tiap akhir pekan dan libur panjang. sayangnya komoditas lokal yang melimpah seperti rumput laut belum banyak dilirik.

Kehadiran wisatawan, sambung Rafelino, semestiya menjadi peluang yang patut ditangkap oleh wirausahawan dari Gunungkidul. Adapun cara yang dapat dipilih yakni menciptakan inovasi produk sektor perikanan dan kelautan sebagai oleh-oleh khususnya bagi wisatawan yang datang ke Gunungkidul.

Rafelino pun melakukan inovasi pada rumput laut. Setelahnya sentuhan inovasi juga dilakukan terhadap limbah tulang ikan. Limbah ini menjadi permasalahan yang dialami UMKM pengolahan ikan khususnya pempek dan penggilingan ikan tenggiri. Tulang ikan tenggiri banyak dibuang begitu saja. Padahal, masih banyak kandungan gizi terutama kalsium yang baik untuk kesehatan tulang manusia.

Sama halnya dengan rumput laut, inovasi terhadap limbah tulang ikan yang dilakukan bertujuan agar nilai ekonomisnya naik. Pembuatan stik tulang ikan tenggiri pun memunculkan kolaborasi antara dirinya dengan UMKM yang memiliki limbah tulang ikan.

“Sehingga, selain mengatasi limbah tulang ikan, inovasi membuat stik kalsium Tenggiri mampu mendongkrak perekonomian sekaligus sebagai pencegahan osteoporosis,” jelas Rafelino.

camilan
Kalfis, camilan berbahan dasar rumput laut dan tulang ikan tenggiri. (KH)

Selain Bisnis Camilan, Kalfis Menghadirkan Edukasi Seputar Kesehatan

Besamaan dengan berbisnis dia juga memberikan wawasan mengenai kesehatan. Literasi bagi masyarakat mengenai permasalahan stunting dan osteoporosis disampaikan menggunakan media sosial yang sekaligus sebagai toko online. Khususnya mereka yang menjadi target market dari produk Kalfis pun memperoleh manfaat dari informasi yang dibagi.

Instagram merupakan salah satu media sosial yang kami gunakan sebagai sarana literasi yang berkaitan dengan stunting dan osteoporosis. Selain itu Kalfis juga akan menghadirkan bebagai informasi mengenai destinasi wisata di DIY khususnya Gunungkidul,” beber dia.

Binis yang dijalankan pun memegang prinsip kebersihan dan keseimbangan lingkungan. Inovasi yang dihadirkan yakni: program tukar 10 kemasan dapat 1 produk Kalfis. Limbah kemasan Kalfis ini nanti akan disetor ke bank sampah yang ada di Masjid Nurul Huda. Masjid di tempat Rafelino tinggal, di Nglipar, Gunungkidul. Selain itu, limbah minyak jelantah bekas penggorengan disedekahkan pula ke masjid melalui program ubah jelantah jadi berkah.

Minyak jelantah tersebut dijual dengan harga Rp5.000/liter dan menjadi saldo kas masjid. Selain berwirausaha, Rafelino juga memiliki keinginan agar berdampak bagi aspek sosial, diantaranya bagi lingkungan  keagamaan.

“Saya ingin menciptakan usaha yang kolaboratif sehingga dapat saling menuntungkan antar pelaku usaha, bukan saling menjatuhkan,” tandasnya.

Bisnis Camilan Antarkan Kemenangan Pada Berbagai Lomba

Wirausaha yang dia geluti, sering dibawa dalam berbagai ajang perlombaan. Lomba kewirausahaan yang diikuti mengantarkannya meraih prestasi yang berharga. Pada tahun 2020 Kalfis meraih juara 3 lomba kewirausahaan tingkat nasional di Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta. Juara 1 pada ajang Business Plan Kewirausahaan Festival Karakter UGM 2021 pun pernah direbut.

Ada lagi juara pada perlombaan Krenovamaskat di Gunungkidul. Kalfis juga mendapat penghargaan UMKM Teraktif 2023 dari Rumah BUMN Gunungkidul. Sebagai usaha rintisan saat ini Kalfis makin kuat dengan dimilikinya legalitas usaha berbentuk PT perorangan.

“Saat ini saya bekerja sebagai pendamping UKM Dinas Koperasi UKM DIY. Saya berharap, melalui Kalfis maupun tugas yang saya emban dapat berkolaborasi dan bersama-sama memajukan UMKM. Sudah saatnya kita berkolaborasi agar saling menguntungkan, bukan berkompetisi yang saling menjatuhkan,” tukasnya. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar