Kalurahan Melikan Peringati Hari Jadi yang ke-146

oleh -418 Dilihat
oleh

RONGKOP, (KH),– Kalurahan Melikan berada di wilayah Kapanewon Rongkop, Kabupaten Gunungkidul. Sebuah wilayah yang terletak di zona selatan pegunungan seribu.

Kondisi Geografis yang berbukit-bukit batu seperti umumnya wilayah selatan Gunungkidul, menjadikan wilayah ini terstigma sebagai wilayah kering dan miskin sumber daya alam.

Ada suasana berbeda di Melikan pada Kamis malam ( 12/11/2020). Suasana balai Kalurahan tampak meriah. Kamis malam itu adalah puncak acara prosesi memperingati hari jadi Kalurahan Melikan.

“Kalurahan Melikan berdiri tanggal 15 Juni 1874, jadi usianya sekarang sudah 146 tahun,” cerita Subandiyono. Dia adalah Kaur Tata laksana sekaligus ketua panitia kegiatan.

“Kegiatan ini atas inisiatif masyarakat dan Pemerintah Kalurahan Melikan, di awali dengan menelusur sejarah desa. Lurah pertama Melikan adalah Kyai Citro Reso, diharapkan dengan tidak melupakan sejarah, masyarakat akan lebih semangat membangun Melikan,” imbuhnya.

Dalam puncak acara hari jadi Melikan malam itu diadakan upacara Wilujengan Nagari berisi prosesi Kirab budaya yang di ikuti oleh masyarakat dan Pamong Kalurahan, selanjutnya dibacakan ikrar bersama. Ikrar ini sebagai bentuk tekad dan semangat masyarakat dan pemerintah Kalurahan untuk membangun Melikan menuju masa depan yang lebih baik. Bersamaan juga di panjatkan do’a keselamatan agar Pandemi Covid 19 segera sirna.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Karang Taruna, sekaligus panitia acara, Suro Tri Wibowo mengungkapkan harapannya, bahwa ke depan Melikan bisa berbenah, stigma sebagai daerah miskin dan kekurangan air dapat berubah.

“Melikan sebetulnya mempunyai banyak aset wisata, baik berupa gua ataupan adat dan budaya, jika hal ini bisa dikemas dengan baik, kami yakin mampu mengangkat ekonomi masyarakat,” ujarnya.

Acara malam itu berlangsung meriah. Kemeriahan terlihat dari antusias warga yang mengikuti prosesi acara. Harapan dan semangat membangun bersama terwujud dengan momen kebangkitan hari jadi Melikan yang sudah hampir satu setengah abad. [Edi Padmo]

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar