Jauh Lebih Untung, Hasil Panen Kacang Diimbau Dijual Dalam Bentuk Wose

oleh -
Panen kacang di Saptosari. (KH)

SAPTOSARI, (KH),– Petani di zona selatan Gunungkidul telah memulai panen palawija sejak sekitar sepekan lalu. Panen petani di kawasan selatan ini sedikit tertinggal dengan petani di kawasan utara Gunungkidul.

Menurut Ketua kelompok Tani Manunggal Karya Dusun Gebang, Desa Kanigoro, Kecamatan Saptosari, Gunungkidul, Nyoto (59), panen tergolong berhasil meski curah hujan di wilayahnya sempat tersendat.

“Panen kacang dan jagung membanggakan meski hujan sempat terhenti selama sekitar dua minggu pada masa pertumbuhan tanaman,” kata Nyoto pekan lalu.

Dirinya menyebutkan, hasil ubinan kacang tanah mencapai 16,5 kuintal wose per hektar. Sedangkan tiap ubinan jagung mencapai 11 kg tongkol, atau jika dikonversikan menjadi 9.8 ton pipil kering per hektar. Kelompok tani yang dikelola berharap ke Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) agar memberikan bantuan peralatan mesin pertanian Power Threser multiguna sehingga memudahkan penanganan hasil panen.

Sementara itu, koordinator BPP Saptosari, Sriyatun SP berharap, para petani menjual hasil panen kacang tanah dalam bentuk wose.  Karena, menurut hitungan analisa usaha tani lebih untung daripada dijual dalam bentuk polong kering.

Analisa yang dilakukan, jika dalam satu hektar dengan produksi 16,5 kuintal wose dengan kisaran harga kacang Rp. 25.000 per kg akan mendapatkan pendapatan bersih Rp. 25.192.000 per hektar.

“Namun jika dijual polong kering dengan harga Rp. 13.000 per kg hanya mendapatkan pendapatan bersih sekitar Rp. 19.495.000 per hektar,” ungkap Sriyatun.

Sementara itu, berkesempatan hadir dalam panen palawija di Saptosari, kepala DPP Gunungkidul, Ir Bambang Wisnu Broto menjelaskan, tahun ini waktu panen antara satu wilayah dengan wilayah lain tidak bersamaan.

“Sebab tahun ini awal musim hujan memang tidak bersamaan di beberapa wilayah di Gunungkidul,” kata dia. Namun demikian, meski panen di zona selatan lebih belakangan, namun hasilnya dinilai memuaskan. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar