GUNUNGKIDUL, (KH),– Jamaah Masjid Aolia’ di Kabupaten Gunungkidul menggelar perayaan Idul Fitri 1445 H, Jumat (5/4/2024) pagi.
Berdasar pantauan, jamaah berduyun-duyun datang ke kediaman pimpinan Pondok di Padukuhan Panggang III, Kalurahan Giriharjo, Panggang, Gunungkidul pagi-pagi sekali. Mereka lantas bersiap melangsungkan ibadah Salat Idul Fitri.
Di Padukuhan domisili pimpinan jamaah, terdapat dua masjid atau tempat ibadah yang dijadikan lokasi menunaikan Salat Idul Fitri. Sementara di seluruh Gunungkidul, setidaknya ada belasan titik tempat Jamaah Masjid Aolia’ melangsungkan ibadah Salat Id.
Jamaah ini memang memulai puasa lebih awal ketimbang golongan, kelompok atau jamaah muslim yang lain. Begitu juga dengan penentuan 1 Syawal 1445 H atau Lebaran, Jamaah Aolia merupakan yang paling awal.
Daud, kerabat pimpinan jamaah mengutarakan, tak ada pelaksanaan takbir secara akbar pada malam sebelumnya.
Usai Salat Idul Fitri pun tak ada tradisi secara khusus. Seperti halal bihalal keliling atau saling kunjung di antara jamaah.
Para jamaah sekedar bermaaf-maafan/ Lebaran dengan jabat tangan di kawasan masjid.
Pimpinan Jamaah Masjid Aolia’ KH. Ibnu Hajar Sholeh Pranolo menyampaikan, hendaknya, perbedaan Hari Raya Idul Fitri tak menjadi persoalan.
“Pelaksanaan ibadah itu sesuai keyakinan masing-masing,” tuturnya.
Pihaknya berpesan agar semua jamaah dan seluruh umat beragama saling hormat-menghormati satu sama lain.
Adapaun mengenai penentuan 1 Syawal 1445 H, KH. Ibnu Hajar mengungkapkan, bahwasannya tidak ada dasar penghitungan secara khusus yang dia pakai. Ia mengaku memakai dasar perjalanan dan petunjuk spiritual yang diperoleh sebelumnya. (Kandar)
