“Jamaah kami memulai puasa 1 Ramadhan besok Kamis. Kalau penanggalan Islam itu-kan setelah Maghrib sudah masuk hari berikutnya,” kata KH. Ibnu Hajar jelang salat Isyak.
Pihaknya meminta, awal mula 1 Ramadhan 1445 H yang berbeda-beda tidak perlu menjadi persoalan. Dalam hal ibadah, semua dikembalikan kepada keyakinan masing-masing.
“Pemerintah dan Muhammadiyah mau memulai kapan mangga (red: silahkan),” ujarnya.
Usai menggelar Salat Isyak, jamaah nampak bersiap mengawali Salat Tarawih. Pada waktu yang sama, selain di masjid komplek kediaman pimpinan jamaah, Salat Tarawih juga digelar di beberapa masjid lain milik jamaah di luar Kalurahan Giriharjo.
Dalam kesempatan tersebut, petugas Kepolisian Sektor Panggang terlihat hadir menyambangi kegiatan ibadah Salat Tarawih tersebut. Selain memantau situasi di kediaman pimpinan jamaah, mereka juga berkeliling di masjid-masjid yang tengah melangsungkan salat Tarawih.
Sementara itu, Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadan 1445 H pada 11 Maret nanti. Idulfitri 1 Syawal pada 10 April, dan Puasa Arafah 9 Zulhijah pada 16 Juni, serta Idul Adha 10 Zulhijah 1445 H pada 17 Juni 2024.
Sebagaimana diketahui, kepastian informasi waktu-waktu penting umat Islam ini disampaikan oleh Sekretaris Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Muhammad Sayuti beberapa waktu lalu melalui Konferensi Pers di Kantor PP Muhammadiyah, Jl. Cik Ditiro, No. 23, Kota Yogyakarta.
Lantas, pemerintah akan menentukan awal Ramadhan melalui Kementerian Agama dengan menggelar Sidang Isbat Penetapan Awal Ramadan 1445 H pada 10 Maret 2024. Sidang Isbat akan dihelat di Auditorium H.M Rasjidi Kementerian Agama, Jl. M.H. Thamrin, Jakarta Pusat. (Kandar)