
WONOSARI, (KH)— Selain digadang menjadi pusat pembibitan sapi putih atau PO (Peranakan Ongole), Kabupaten Gunungkidul ditunjuk lagi oleh pemerintah pusat, berupa program kegiatan yang disebut Penguatan Pakan dan Penggemukan sapi. Kegiatan tersebut akan direalisasikan di luar Kecamatan Playen dan Kecamatan Wonosari yang telah dijadikan sampel awal kegiatan pembibitan sapi.
Mengenai program kegiatan Gunungkidul sebagai wilayah sumber bibit, Drh Krisna Berlian, Kepala Dinas Peternakan Gunungkidul, ketika ditemui di kantornya menyatakan, bahwa SK Penetapan dari Menteri Pertanian sudah turun pada Januari kemarin, lantas disusul dengan program kegiatan baru.
“Target Tahun 2015 untuk dijadikan induk di dua kecamatan sebanyak 500 ekor. Dari jumlah induk tersebut, target keluaran/peranakan sebanyak 250 ekor diharapkan masuk ke kategori mendapatkan sertifikat Surat Keterangan Layak Bibit (SKLB),” jelasnya, Rabu, (18/2/2015).
Menurut penjelasan Krisna, program penguatan pakan dan penggemukan sapi salah satu tujuannya untuk antisipasi kelangkaan daging di hari-hari besar atau akhir tahun. “Arah programnya adalah swasembada daging,” tambahnya.
Ia menambahkan, hal tersebut juga bertujuan untuk pemberdayaan masyarakat. Sasaran awal program ditujukan kepada 7 kelompok di luar dua kecamatan yang telah ditunjuk sebagai pusat pembibitan. Beberapa teknis programnya, sapi jantan yang dipilih akan diberi bantuan 5 kg konsentrat tiap hari selama 4 bulan.
“Perkembangan sapi diperhatikan. Secara berkala sapi akan ditimbang, berapa pertambahan berat badan dan juga ukurannya,” lanjut Krisna. Terkait besaran anggaran program, ia belum berani menyatakan jumlahnya.
Dengan memaksimalkan tenaga harian lepas (THL), Dinas Peternakan melakukan berbagai persiapan di lapangan. “Sebenarnya kewalahan. Karena ada kebijakan tidak boleh mengangkat tenaga baru, kita maksimalkan tenaga yang ada,” pungkasnya. (Kandar).