Gelar Budaya Desa Wiladeg Libatkan Anak-Anak

oleh -1238 Dilihat
oleh
Gelar Bidaya Desa Wiladeg. Foto: Atmaja.
Gelar Bidaya Desa Wiladeg. Foto: Atmaja.
Gelar Budaya Desa Wiladeg. Foto: Atmaja.

KARANGMOJO,(KH)— Sebagian besar wilayah Gunungkidul sedang gencar melaksanakan pelestarian budaya dan tradisi. Seperti halnya Desa Wiladeg, salah satu rintisan Desa Budaya di Kabupaten Gunungkidul, hari ini, Sabtu (6/12/14) mengadakan Gelar Potensi Budaya bertempat di Balai Desa Wiladeg.

“Seluruh potensi kebudayaan dan kerajinan yang ada di Desa Wiladeg akan dipertunjukan pada Gelar Budaya hari ini,” kata Kaniyo, Kades Wiladeg.

Kaniyo menyatakan, tujuan utama Desa Wiladeg sebagai salah satu rintisan Desa Budaya yakni mampu menjaga dan melestarikan budaya dan tradisi yang ada. “Kita jaga dan lestarikan dahulu apa yang sudah ada di masing-masing daerah. Jika sudah, bukan hal yang mustahil untuk Desa Wiladeg bisa masuk dalam tiga besar Desa Budaya DIY,” paparnya.

Pagelaran Potensi Budaya ini menampilkan berbagai pertunjukan kesenian seperti reog, tari tradisional dan pementasan dalang cilik, juga terdapat berbagai kerajinan berupa lukisan, wayang dan pernak-pernik kerajinan warga Desa Wiladeg. Berbagai macam makanan tradisional seperti pecel, dan aneka makanan hasil bumi juga dipertunjukan pada gelar budaya tersebut.

Kaniyo juga menyampaikan, bahwa regenerasi sangat penting. Karena itu, Desa Wiladeg melibatkan anak-anak kecil dalam mengenalkan kesenian, budaya dan tradisi. “Antusiasme anak-anak sangat baik, terbukti pada hari ini pertunjukan kesenian didominasi oleh anak-anak yang berumur dibawah 15 tahun,” katanya

Sementara itu, Yoto selaku Kasi Adat dan Tradisi Dewan Budaya DIY mengatakan, untuk Wiladeg sendiri kuliner dan kerajinannya sangat baik. Selanjutnya, ia menyatakan bahwa penilaian Desa Budaya juga ada pada sisi pertunjukan kesenian.

“Pertunjukan di Wiladeg banyak anak kecil yang dilibatkan dalam pertunjukan kesenian. Hal ini sangatlah baik guna re generasi agar budaya tetap terjaga,” ujarnya.

Yoto menambahkan, perlu sebuah pemikiran agar budaya, kesenian dan tradisi tetap ada. “Perkenalan kepada anak-anak sangatlah penting karena merekalah yang nantinya akan meneruskan kelestarian budaya,” pungkasnya. (Atmaja/Bara).

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar