Faktor Pencetus Siswi SMK Bunuh Diri, diduga Karena Depresi Putus Cinta

oleh -797 Dilihat
oleh
ilustrasi bunuh diri
Ayo bantu cegah bunuh diri dengan peduli diri sendiri dan peduli sesama di dekat kita. Foto ilustrasi: Tribunjabar.

NGLIPAR, (KH),– Sabtu pagi menjelang siang, (21/11/2020) sebuau dusun di Kalurahan Pilangrejo, Kapanewon Nglipar geger, teriakan K meminta tolong menghebohkan tetangga dan masyarakat sekitar.

K yang berniat pulang sebentar dari sawah untuk mengambil nasi terperanjat saat membuka pintu rumahnya, melihat putrinya LA (15) tergantung kaku di depan pintu kamarnya dengan seutas tali.

LA saat ini masih berstatus sebagai siswi di sebuah SMK di Kapanewon Nglipar. Kejadian bunuh diri ini menggemparkan warga di dusun tersebut. Oleh masyarakat dan Pemerintah setempat kasus tersebut segera dilaporkan ke pihak yang berwajib.

Kapolsek Nglipar AKP Suyanto setelah mendapatkan laporan segera menerjunkan personilnya ke TKP, bersama dengan petugas Puskesmas setempat langsung melakukan olah TKP dan pemeriksaan medis kepada korban.

“Pagi itu korban masih sempat mengantar ibunya ke sawah, lalu pulang, saat sekitar jam 9 pagi Ibunya kembali untuk mengambil nasi menemukan anaknya bunuh diri,” terangnya.

Dalam olah TKP dan pemeriksaan tim Medis Puskesmas di tubuh korban tidak ada tanda-tanda penganiayaan.

“Kejadian ini murni bunuh diri, dugaan sementara, pencetusnya depresi masalah asmara atau putus cinta,” lanjut Kapolsek. [EP]

***

Catatan Redaksi:

  1. Ayo bantu ringankan beban dan pulihkan keluarga terdampak bunuh diri, dan berhentilah mencemooh, mengolok-olok atau menghujat orang/keluarga penyintas dari bunuh diri. Kejadian bunuh diri adalah peristiwa kemanusiaan dan problema kita bersama, dapat menimpa siapa saja tanpa memandang status sosial, pendidikan, agama, jender, dan atribut-atribut lainnya.
  2. Ayo bantu cegah bunuh diri di Gunungkidul dengan cara peduli kondisi fisik dan kejiwaan anggota keluarga, sanak saudara, dan sesama. Berikan bantuan kepada sesama yang memerlukan dukungan permasalahan kejiwaan atau kesejahteraan mental.
  3. Menyambungkan sesama yang membutuhkan pertolongan problema kejiwaan dengan layanan kesehatan terdekat (Puskesmas, Klinik, Rumah Sakit) atau layanan konseling kepada pemuka masyarakat dan pemuka agama setempat dapat menjadi upaya preventif mencegah bunuh diri.

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar