WONOSARI, (KH),– Dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia (RI) ke-74, komunitas lintas seni dan budaya serta generasi muda Gunungkidul dengan berbagai latar belakang yang tergabung dalam wadah Gugur Gunung Project menggelar Handayani Night Festival (HNF) 2019, Sabtu, (31/8/2019) malam.
Antusiasme masyarakat menonton HNF cukup tinggi. Masyarakat memenuhi areal di sekeliling tiga panggung menyaksikan berbagai pentas seni.
Ketua Panitia HNF, Guntur Susilo dalam sambutan mengatakan, HNF menampilkan 10 group keroncong dari Gunungkidul. Selain pentas musik keroncong, kegiatan dilengkapi fashion show busana batik karya 13 desainer Gunungkidul.
“Ada juga live mural, dan tari kolosal serta penyajian kuliner jadul. Gelaran HNF 2019 setidaknya melibatkan 450 seniman,” kata dia.
Lebih jauh disampaikan, agenda yang berlangsung dari sore hari hingga malam tersebut bernuansa serba keroncong. Bahkan pentas musik genre punk dan pop dikolaborasikan dengan musik keroncong. Begitu juga fashion show dan pentas seni tari kolosal juga diiringi musik keroncong.
Penampilan dua bintang tamu, Endah Laras dan Djaduk Ferianto tampil interaktif menyapa penonton. Duet pegiat keroncong ini menyemarakkan pentas musik yang digelar di ruas Jalan KH Agus Agus Salim, Desa Kepek, Kecamatan Wonosari, Gunungkidul itu. Banyolan yang sesekali muncul membuat pentas terkesan lebih hidup.
“Kegiatan ini sekaligus untuk mengangkat kembali seni budaya lokal, salah satunya musik keroncong yang semakin terbenam keberadaannya belakangan ini,” imbuh Guntur.
HNF, lanjutnya, dikemas dengan konsep tiga panggung terbuka secara berderet. Pengunjung leluasa melihat setiap pertunjukan yang digelar. Guntur berharap, agenda untuk melestraikan seni dan budaya ini dapat menjadi event nasional yang konsisten digelar tiap tahun.
Penyerahan souvenir sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan kepada tokoh seni dan tokoh masyarakat yang berjasa bagi dunia seni dan budaya Gunungkidul mewarnai HNF 2019. Souvenir penghargaan tersebut diberikan kepada Tjipto Swasono (pencipta logo Gunungkidul), Gunarto (pembuat tugu Handayani), Titik (pencipta mars Gunungkidul), Alm. Manthous (pelestari keroncong dan maestro Campursari), Endah Laras (pelestari keroncong) dan Djaduk Ferianto (pelestari dan pegiat keroncong). (Kandar)