WONOSARI,(KH) — Berawal dari keterbatasan untuk mendirikan bangunan Perpusdes, perangkat desa Kepek beserta masyarakat mempunyai ide unik; mendirikan perpusdes di tiga gardu ronda di Desa Kepek. Dari keterbatasan tersebut, justru mendorong sebuah inovasi, yaitu gardu dirubah sebagai Pos Kamling sekaligus Perpusdes yang disebut Gardu Pintar.
Kades Kepek, Bambang Setyawan BS mengatakan, adanya perpustakaan desa (perpusdes) di Desa Kepek, Wonosari, sebagai salah satu upaya mengembalikan minat baca masyarakat. Untuk membangun perpustakaan bukan tanpa halangan. Masyarakat dan perangkat desa sempat dipusingkan oleh keterbatasan tempat untuk mendirikan sebuah perpustakaan desa.
“Awalnya kita rencanakan perpusdes ditempatkan di sebuah ruangan yang ada di belakang balai Desa Kepek. Lokasi ruang yang berada di belakang balai desa kurang menarik perhatian warga,” katanya saat dihubungi, Sabtu (26/04/2015).
Ia mengungkapkan, pendirian gardu pintar Kepek sempat membuat kebingungan baik perangkat desa maupun masyarakat, karena sebuah perpustakaan pada umumnya merupakan sebuah bangunan khusus untuk membaca.
Setelah melakukan pembicaraan dengan perangkat maupun masyarakat, akhirnya disepakati Perpusdes Kepek ditempatkan di Pos Kamling.
“Akhirnya diputuskan Perpusdes ditempatkan di gardu ronda sebagai alternatif efisiensi tempat,” ujar Bambang.
Yang membuat bangga, lanjut dia, dari sebuah keterbatasan justru dapat dijadikan andalan untuk dapat membangkitkan kembali minat baca masyarakat Desa Kepek. Ditambah dengan adanya akses internet yang juga membantu warga dalam mendapatkan informasi, baik untuk orang tua maupun anak-anak.
“Sekarang poskamling tidak hanya dijadikan tempat ronda, tetapi juga dijadikan tempat belajar oleh warga sekitar. Selain itu, warga justru lebih antusias untuk mengunjungi Gardu Pintar tersebut,” imbuhnya.
Saat ini terdapat 1000 judul buku yang terdapat di tiga Gardu Pintar Desa Kepek. “Rencananya pihak Desa Kepek akan menambah perbendaharaan buku dengan mengumpulkan satu buku mulai dari perangkat desa hingga masyarakat umum,” pungkas Bambang. (Atmaja)